
Beijing –
Jack Ma dan para orang terkaya dan terkuat China, banyak di antaranya dari sektor teknologi, bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Hal ini menandakan pemerintah China sudah mulai melunak pada sektor swasta setelah sempat menegakkan regulasi yang keras.
Selain Ma, para taipan lain yang hadir di Beijing termasuk pendiri Huawei Ren Zhengfei, CEO BYD Wang Chuanfu, CEO CATL Zeng Yuqun, CEO Tencent Pony Ma, CEO Meituan Wang Xing, CEO Xiaomi Lei Jun, dan CEO DeepSeek Liang Wenfeng.
Menurut Xinhua, Xi Jinping mengatakan pada para taipan itu bahwa mereka punya potensi dan prospek luar biasa. Ia menyebut tantangan ekonomi yang dihadapi China saat ini hanya sementara dan dia juga berjanji menghapus hambatan di pasar.
“Sekarang adalah waktu yang tepat bagi perusahaan swasta dan pengusaha untuk berkembang,” katanya pada pertemuan yang digelar di Great Hall of the People itu, dikutip detikINET dari CNN.
Pertemuan itu terjadi hanya beberapa minggu setelah model AI DeepSeek mengguncang dunia lantaran kinerjanya sebanding dengan raksasa AI di Amerika Serikat dengan biaya jauh lebih rendah. Keberhasilan DeepSeek membawa optimisme ke sektor teknologi China, yang dalam tahap pemulihan setelah regulasi keras yang berlangsung lebih dari tiga tahun.
Kampanye itu dipicu akhir tahun 2020 setelah Jack Ma mengecam regulator keuangan dan bank China. Kritik pedasnya memicu tindakan keras regulasi dan memengaruhi nasib raksasa teknologi lainnya termasuk Tencent, perusahaan taksi daring Didi, dan pengiriman makanan Meituan.
Sejak saat itu, Ma, pendiri yang sebelumnya blak-blakan, menghilang dari pandangan publik. Kehadirannya dalam pertemuan dengan Xi menunjukkan bahwa otoritas China telah melunak.
“Dengan ekonomi domestik yang melambat dan tekanan geopolitik yang meningkat, pemerintah memperjelas bahwa mereka menghargai dan bergantung pada sektor swasta untuk mendorong inovasi dan merangsang pertumbuhan,” kata Angela Huyue Zhan, pengamat China dari University of Southern California.
Hal ini menandakan upaya baru mendukung perusahaan swasta, terutama di sektor teknologi, dan memulihkan kepercayaan pengusaha. China sedang berjuang di tengah lingkungan internasional yang makin agresif dan meningkatnya ketegangan perdagangan dengan China . Alih-alih pemulihan cepat setelah melonggarkan pembatasan pandemi, ekonomi justru terpuruk, terbebani sektor properti yang lesu dan rendahnya kepercayaan konsumen.
Sejak saat itu, pemerintah China berupaya membangkitkan sektor swasta. Pertemuan Xi dengan pengusaha swasta jelas perubahan arah yang besar dalam kebijakan China terhadap bisnis swasta.
“Sektor swasta, yang lama jadi tulang punggung ekonomi China dan mesin pertumbuhan terpenting, terpukul beberapa tahun terakhir oleh meningkatnya ketidakpastian kebijakan dan peraturan, dengan konsekuensi mengerikan bagi ekonomi China dan lebih buruk lagi, bagi pasar tenaga kerja dengan naiknya pengangguran kaum muda,” kata kata Fred Hu dari Primavera Capital.
(fyk/fyk)