Jakarta –
Tantangan yang juga dihadapi menuju generasi emas 2045 adalah kesehatan wanita dan anak-anak perempuan. Ada lebih dari 136 juta wanita dan sekitar 88 juta anak perempuan yang dibayangi sedikitnya tiga ancaman serius di masa mendatang, yakni kanker leher rahim, pneumonia, sampai diare.
Kanker leher rahim atau kanker serviks menjadi jenis kanker terbanyak kedua yang diidap wanita Indonesia dengan prevalensi 23,3 kasus baru per 100 ribu penduduk. Sementara angka kematian tidak kalah tinggi yakni di 13,2 per 100 ribu penduduk.
Mirisnya, kebanyakan dari kasus kanker serviks ditemukan sudah dalam stadium lanjut. Artinya, peluang kesembuhan relatif jauh berkurang dibandingkan saat teridentifikasi pada stadium dini.
Pemerintah kemudian membuka skrining gratis yang bisa diakses di puskesmas atau fasilitas tingkat kesehatan pertama, khusus untuk usia 30 hingga 69 tahun. Selain skrining, vaksinasi HPV gratis mulai rutin diberikan pada anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 SD.
Pemilihan kelompok tersebut dilakukan berkaitan dengan efektivitas vaksin yang diberikan di usia dini. Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu menyebut pihaknya tidak menutup kemungkinan sasaran vaksin kanker serviks gratis bisa diperluas.
Ancaman kesehatan selanjutnya mengintai balita perempuan, bahkan menjadi pemicu banyak anak di usia tersebut meninggal dunia. Kematian pada bayi akibat pneumonia dilaporkan mencapai 15,3 persen dan pada kasus bayi lima tahun sebesar 12,5 persen.
“Dua sampai tiga anak meninggal karena pneumonia,” sorot Maxi dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Tahun 2024 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4/2024).
Penyebab kematian yang juga marak dilaporkan pada usia bayi dan balita adalah diare. Ada 9,8 persen kematian akibat diare yang menimpa bayi di Indonesia kurang dari 12 bulan, sementara pada usia 12-59 bulan jumlahnya relatif lebih rendah yakni 4,55 persen.
“Diare akibat rotavirus, menyebabkan 60 persen rawat inap,” sambung dia.
Strategi Kemenkes RI
Dalam lima tahun ke depan, pemerintah mengupayakan minimal 90 persen anak sudah divaksinasi HPV sebelum berusia 15 tahun.
“Sekarang ini kita sudah mulai pada murid kelas 5 dan kelas 6 SD, dan 75 persen kita lakukan skrining tes DNA HPV, dan 90 persen yang positif yang ada tersangka kanker leher rahim kita lakukan laksana,” tandasnya.
Penambahan 3 Vaksin Baru
Ketiga vaksin baru yakni HPV, PCV, rotavirus mulai tahun ini sudah diberikan secara nasional di seluruh wilayah Indonesia. Pertimbangan penambahan vaksinasi mengacu keberhasilan sejumlah negara maju untuk menekan risiko kasus pneumonia sampai diare.
Misalnya Skotlandia, kelompok yang sudah mendapatkan vaksinasi HPV sebelum usia 14 tahun tidak ada yang dinyatakan positif kanker leher rahim di 15 tahun setelah menerima imunisasi. Sementara di Jepang, angka pneumonia pada anak kurang dari 5 tahun yang membutuhkan perawatan di RS konsisten ‘menyusut’ setelah suntik massal vaksin PCV di sebuah kota Chiba, Jepang.
Kesuksesan imunisasi Rotavirus untuk mengatasi diare terlihat di Brasil hingga Meksiko dengan masing-masing mencatat penurunan angka kematian lebih dari 20 persen. ;
Biaya untuk memenuhi vaksinasi dan skrining gratis terbilang fantastis hingga Rp 28 triliun, per tahun ini sudah tersedia sekitar Rp 21 triliun.
Menurut Maxi, vaksinasi HPV hingga rotavirus nasional yang sudah dilakukan Agustus 2023 terbilang berhasil lantaran capaiannya sudah melampaui 70 persen dari target sasaran.
“Kita akan kejar terus agar bisa mencapai target. Mudah-mudahan ke depan kita juga akan mengkonversi vaksinasi dari pentavalen ke heksavalen untuk mengurangi suntikan-suntikan,”
“Skrining cancer juga penting sekali, untuk tahun ini kita akan mulai di wanita usia 30 sampai 69 tahun. Manfaatkan mesin PCR yang sudah ada, supaya kita sudah biasa terus menggunakan PCR, bisa digunakan untuk HPV, TBC ke depan dan pantogen-pantogen lain,” tandasnya.
Simak Video “Wanita Harus Tahu! Ini Faktor Risiko Kanker Serviks“
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)