Jakarta –
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta Apple untuk merevisi proposal investasi yang diajukan. Pasalnya, angka investasi yang diajukan belum memenuhi harapan Kemenperin.
Diketahui sebelumnya, perwakilan Apple mengunjungi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam satu hari yang sama, Selasa (7/1/2025).
Dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diketahui Apple telah menyampaikan komitmennya untuk berinvestasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk membangun pabrik AirTag di Batam.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, komitmen investasi Apple kepada Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tidak lantas memberikan izin penjualan iPhone.
Pasalnya, pabrik AirTag yang dibangun Apple di Batam tidak berkaitan langsung dengan produk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT).
Karenanya, Agus Gumiwang meminta Apple untuk mengusulkan kembali investasi khusus untuk membangun pabrik Research and Development (R&D) yang berkaitan langsung dengan produk komponen HKT, dalam hal ini iPhone.
“Mereka (Apple) sudah menyampaikan satu nilai investasi inovasi kepada kami, tetapi kami menyampaikan kepada mereka bahwa nilai yang diusulkan atau yang di-propose oleh Apple dalam mengikuti skema ketiga ini, itu juga masih di bawah apa yang menjadi perhitungan teknokratis yang pernah kami sampaikan,” kata Agus Gumiwang kepada wartawan di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Kendati begitu, Agus Gumiwang tetap mengapresiasi komitmen Apple yang akan membangun pabrik AirTag di Batam. Paling tidak, pabrik tersebut mampu menyerap tenaga kerja baru di Indonesia.
Agus Gumiwang mengatakan, pabrik AirTag di Batam juga akan diproduksi oleh Luxshare Precision Industry Co. Ltd. (ICT) perusahaan aksesoris asal Tiongkok. Namun, AirTag tersebut bukan komponen dari pembangun produk HKT Apple.
“ICT itu semacam mitra dari Apple, AirTag ini merupakan aksesoris. Dia bukan merupakan komponen, bukan merupakan part, bukan merupakan bagian dari HKT,” tegasnya.
Sementara dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 29 Tahun 2017 mengatur tentang nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk HKT untuk mendapat izin edar produk.
Adapun nilai investasi yang diharapkan Agus Gumiwang telah dihitung berdasarkan keuntungan Apple dari penjualan iPhone di Indonesia. Ia menyebut, keuntungan Apple dari penjualan mencapai Rp 59 triliun.
Ia juga menegaskan, Kemenperin memegang 4 prinsip keadilan. Pertama memperhatikan investasi Apple di negara lain. Kedua, memperhatikan investasi produsen handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) lain di Indonesia.
Ketiga, memperhatikan nilai tambah dan income bagi Indonesia. Keempat, memperhatikan penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem industri rantai pasok Apple di Indonesia.
“Yang akan menjadi catatan kepada kami, investasi pabrik yang sudah dikomitmenkan oleh Apple kepada kita, kepada Indonesia oleh Kementerian Investasi, nilai dari investasinya itu hanya bisa dihitung berdasarkan capex (Capital Expenditure),” ungkapnya.
“Menghitung nilai investasi di luar capex, misalnya memasukkan proyeksi nilai ekspor, itu nggak bisa dimasukkan di dalam nilai investasi itu nggak bisa,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, Vice President of Global Policy Apple Nick Amman, menyampaikan komitmen investasinya senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Selain itu, Apple juga berkomitmen untuk membangun pabrik di Batam tahap pertama untuk vendor AirTag.
Hal itu terungkap usai bertemu Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2025).
“Pada intinya mereka berbicara dan berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag 1 billion US$,” kata Rosan kepada wartawan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BPKM, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2024).
Roslan mengatakan, Apple berkomitmen untuk membangun pabrik manufaktur di Batam. Ia juga menyebut, Apple telah meninjau lokasi tanah yang hendak dibangun pabrik.
Rosan mengatakan, pembangunan pabrik di Batam diperkirakan mampu menyerap 2.000 tenaga kerja. Selain itu, ia juga menyebut 65% kebutuhan AirTag Apple akan dipenuhi dari pabrik tersebut.
“(Pembangunan) tahun ini di Batam. (Bulan?) Segera. Pokoknya target tadi kita bicara early 2026 sudah selesai,” tutupnya.
(rrd/rrd)