Jakarta –
Para astronom menemukan sebuah planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang katai merah bernama Speculoos-3B. Eksoplanet yang baru ditemukan ini sangat berbeda dengan Bumi, meski memiliki ukuran yang sama.
Menurut siaran pers NASA, planet terestrial ini dipanaskan radiasi tingkat tinggi yang mungkin membuatnya tidak punya atmosfer. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai penemuan Speculoos-3b
Penemuan Speculoos-3b
Penemuan planet di luar tata surya (eksoplanet) ini berasal dari proyek Speculoos (Search for Planets Eclipsing ULtra-cOOl Stars). Proyek ini adalah jaringan teleskop internasional yang mencari bintang redup di galaksi dan planet berbatu yang mengorbitnya.
Mengutip laman Astronomy, tujuan proyek Speculoss adalah untuk mengidentifikasi sistem planet dan katai merah yang masih banyak di luar angkasa. Harapannya adalah ditemukan eksoplanet yang bisa dihuni dan tanda-tanda kehidupan.
Planet Speculoos-3b ini ditemukan peneliti ketika melintasi permukaan bintangnya dan akhirnya menyebabkan peredupan cahaya bintang. Transit tersebut dideteksi jaringan teleskop robot global Speculoos.
Data dari penemuan Speculoos-3b bisa mengarah pada penelitian lebih lanjut menggunakan teleskop luar angkasa James Webb. Komposisi planet dan lokasinya masih menjadi bahan penelitian selanjutnya.
“Kami membuat langkah besar dalam studi tentang planet yang mengorbit bintang lain. Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah salah satu dari mereka layak huni, atau bahkan dihuni,” kata Steve B. Howell, salah satu penemu planet di NASA Ames Research Center.
Speculoos-3b Memiliki Siang dan Malam
Speculoos-3b mengorbit bintang katai merah dalam waktu 17 jam, yang berarti membuat satu tahun di planet ini lebih pendek daripada satu hari di Bumi. Satu sisi selalu menghadap matahari, sedangkan lainnya diselimuti kegelapan. Siang dan malam di planet ini tidak pernah berakhir.
“Kami percaya planet berputar secara serempak. Sehingga sisi yang sama, yang disebut sisi siang hari, selalu menghadap bintang. Seperti halnya Bulan terhadap Bumi,” ungkap Michaël Gillon, astronom di University of Liège di Belgia dan penulis utama studi yang dipublikasikan di Nature Astronomy tersebut, dikutip dari The Guardian.
“Di sisi lain, sisi malam planet tersebut akan diliputi kegelapan tanpa akhir,” tambahnya.
Speculoos-3b merupakan sistem planet kedua yang ditemukan di sekitar bintang serupa. Sebelumnya, terdeteksi tujuh planet berbatu di sekitar Trappist-1, bintang katai merah lainnya yang berjarak 40 tahun cahaya dari Bumi.
Katai Merah Bisa Bertahan hingga Sekitar 100 Miliar Tahun
Katai merah atau katai M diyakini mencakup 70% bintang di galaksi Bima Sakti dan bertahan sekitar 100 miliar tahun. Kemampuan ini menyebabkan katai merah bintang berpeluang menjadi bintang terakhir yang bersinar di alam semesta. Katai merah sangat redup dan tersebar di langit, sehingga para astronom harus mengamati bintang ini dalam beberapa minggu untuk mendeteksi planet yang melintas di depannya.
Panjangnya umur bintang katai merah mengakibatkan planet-planet yang mengorbitnya bersuhu cukup hangat untuk memunculkan kehidupan. Meski begitu dalam kasus Speculoos-3b, kehidupan apapun akan menghadapi lingkungan yang sangat ekstrem.
Speculoos-3b memiliki orbit planet sempit, yang menandakan planet tersebut dibombardir dengan radiasi. Energi yang diterima hampir 16 kali lebih banyak per detik dibandingkan Bumi.
Menurut Ilmuwan planet di MI dan salah satu direktur Speculoos Northern Observatory, Julien de Wit, peluang keberadaan atmosfer di sekitar planet Speculoos-3b sangat kecil kemungkinannya dalam lingkungan seperti itu. Hal ini berdampak pada peluang adanya kehidupan di Speculoos-3b yang menjadi sangat kecil.
(elk/row)