Jakarta –
Siapa yang tidak tahu Aqua? Produk air minum dalam kemasan (AMDK) ini sangat akrab di telinga masyarakat kita. Bahkan terkadang jika ingin membeli air minum kemasan apapun, maka kita akan menyebut ingin membeli ‘Aqua’ meskipun air minum yang dijual bukan merek Aqua.
Aqua merupakan merek dagang yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississipi. Perusahaan ini tercatat menjadi produsen air mineral minum kemasan terbesar dan tertua di Indonesia dari sisi pangsa pasar.
Siapa pendiri Aqua?
Dalam catatan detikcom yang melansir laman resmi Aqua, pendirinya adalah Tirto Utomo. Pria kelahiran Wonosobo, 8 Maret 1930 ini awalnya mendirikan perusahaan bernama PT Golden Mississipi sebagai pelopor perusahaan AMDK pertama di Indonesia. Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi.
Tirto sempat kuliah di Universitas Gadjah Mada yang berada di Surabaya sambil bekerja sebagai wartawan di Jawa Pos. Namun, karena kuliah tidak menentu akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Di sana, ia kuliah sambil bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Namun, pada tahun 1959 Tirto diberhentikan sebagai pimpinan redaksi harian Sin Po. Akibatnya, sumber penghasilannya jadi tak menentu. Meski demikian, ia bertekad untuk menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia.
Pada 1960, Tirto berhasil mendapatkan gelar Sarjana Hukum dan melamar kerja di Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Berkat ketekunannya, Tirto berhasil menjalankan kariernya hingga menjadi Deputy Head Legal dan Foreign Marketing.
Dalam buku 50 Great Bussines Ideas form Indonesia yang ditulis oleh M. Ma’ruf, disebutkan bahwa pada tahun 1971, Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing Pertamina melakukan negosiasi kontrak kerja sama dengan perusahaan dari Amerika Serikat.
Namun negosiasi itu berantakan, karena istri delegasi dari Amerika Serikat mendadak terkena diare karena mengonsumsi air yang tidak bersih yang disediakan. Tirto kemudian mengetahui bahwa orang bule tidak biasa mengkonsumsi air sumur yang direbus, namun air mineral yang steril.
Tirto berpikir bagaimana agar bisa menyediakan air mineral yang dikemas dengan steril dan dapat dikonsumsi oleh semua orang. Setelahnya, ia kemudian mengirim adiknya yang bernama Slamet Utomo magang ke Thailand di Perusahaan Polaris untuk mempelajari seluk beluk bagaimana air mineral dapat dikemas.
Setelah adiknya kembali ke Indonesia, dengan modal sebesar Rp 150 juta bersama adiknya Slamet Utomo, mereka mendirikan pabrik di Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi dengan merek produk awalnya bernama Puritas, itulah asal muasal Aqua. Untuk lebih fokus pada perusahaan pribadinya ini, Tirto Utomo memilih pensiun dini dari PT Pertamina.
Eulindra Lim, Konsultan Indonesia yang bermukim di Singapura, menyarankan agar menggunakan nama Aqua sebagai merek dagang. Selain bermakna air, Aqua juga mudah diucapkan. Tirto Utomo sendiri sering memakai nama samaran ‘A Kwa’ yang bunyinya mirip dengan ‘Aqua’ semasa masih menjadi pemimpin redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna di akhir tahun 1950. Nama A Kwa sendiri diambil dari nama aslinya yaitu Kwa Sien Biauw.
Produk pertama Aqua pertama kali diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dengan harga Rp 75 per botolnya. Saat itu minuman ringan berkarbonasi seperti Cola Cola, Sprite, 7 Up, dan Green Spot sedang naik daun sehingga gagasan menjual air putih tanpa warna dan rasa, bisa dianggap sebagai gagasan gila.
Meski idenya sempat dicibir atau bahkan dianggap gila, ia tetap berhasil menjalankan bisnisnya. Setelah 10 tahun berselang, Tirto kembali mendirikan pabrik Aqua. Pabrik kedua Aqua itu didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Lokasi itu dipilih agar bisa lebih mendekatkan produk Aqua pada konsumen yang berada di sekitar wilayah tersebut.
Pada 1985, akhirnya Aqua mengembangkan bentuk kemasan baru yaitu berbentuk PET (botol plastik) ukuran 220 ml. Transformasi bentuk kemasan ini dianggap lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Pada 1990, Aqua melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa saham. Di tahun 1993, Aqua grup menyelenggarakan program Aqua Peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan menjadi materi yang dapat digunakan kembali. Dua tahun berikutnya, Aqua Grup menjadi produsen air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari.
Produksi in line maksudnya sebuah sistem pemrosesan air dan pembuatan kemasan Aqua dilakukan secara bersamaan. Sistem ini memungkinkan botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di akhir atau di ujung proses produksi sehingga proses produksi menjadi lebih higienis karena minim campur tangan manusia.
Barulah di tahun 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd sebagai minority shareholder. Maksudnya, mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte.
Meski begitu, Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama. Selanjutnya, PT Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo sepakat untuk bersinergi sebagai Grup Aqua.
Diketahui Tirto Utomo si pendiri Aqua itu meninggal pada tahun 1994. Meski demikian, kejayaan Aqua masih tetap bertahan hingga saat ini.
Lihat Video: AQUA-Adhi Karya Terima Anugerah Kontribusi Ekonomi Kemasyarakatan
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)