Jakarta –
Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikenal memiliki deretan spot wisata yang menarik. Sebagai salah satu spot favorit, tempat itu juga sempat mendapat masalah pungli parkir selangit.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) punya pekerjaan rumah cukup berat menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan selama berkunjung terutama ke kawasan Lembang. Kawasan wisata Lembang sendiri menjadi tulang punggung pendapatan asli daerah (PAD) bagi Bandung Barat.
Salah satu pekerjaan rumah untuk pemerintah yakni praktik pungutan liar. Kendati tak terlalu banyak laporan dan keluhan, namun di tahun 2021, kawasan wisata Lembang sempat terganggu akibat ulah tiga oknum warga yang mematok tarif selangit pada bus pariwisata.
Kejadian itu viral di media sosial, beruntung ujungnya damai dan kini keadaan kembali kondusif. Berkaca pada hal itu, pemerintah mesti punya jalan keluar agak kejadian serupa tak terulang.
“Kita harus utamakan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berwisata di Lembang. Setiap momen liburan, atau setiap waktu, saya sudah perintahkan jajaran supaya jangan sampai ada laporan pungli,” kata Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif kepada detikJabar, Jumat (10/5/2024).
Pungli dengan praktik getok parkir, kata Arsan, muncul karena satu masalah. Yakni minimnya lahan parkir yang tersedia bagi wisatawan, sehingga hal itu dimanfaatkan oknum menyediakan kantong parkir liar.
“Masalahnya karena tidak tersedianya parkir memadai, jadi muncul lah ujung-ujungnya parkir liar ini. Tidak dikelola pemerintah dan pengelola wisata, tapi oleh warga. Makanya mereka menerapkan tarif seenaknya,” kata Arsan.
Di sisi lain, Dinas Perhubungan memunculkan solusi mengizinkan masyarakat membuka kantong parkir namun dalam pengawasan. Hal itu supaya tarif yang dibebankan pada wisatawan tak terlalu mahal.
“Kita sudah coba di libur lebaran kemarin, masyarakat boleh mengelola parkir di lahan-lahan mereka, dengan catatan tidak terlalu mahal. Untuk mobil misalnya maksimal hanya Rp10 ribu, motor ya cukup saja Rp2 ribu seperti biasa,” kata Fauzan.
Jika di satu kesempatan muncul keluhan dari wisatawan soal mahalnya tarif parkir yang dikelola masyarakat, maka pihaknya bakal turun langsung melakukan penindakan terhadap praktik tersebut.
“Intinya jangan aji mumpung, harus berpikir panjang bahwa ini juga untuk citra Lembang dan KBB. Kita bisa tegur nanti, kalau ada unsur pidana bukan tidak mungkin polisi yang turun tangan. Intinya kita berusaha memfasilitas masyarakat Lembang mendapat penghasilan,” kata Fauzan.
Lantas bagaimana pengelola wisata yang berada di Lembang mengatasi praktik pungli dengan modus getok parkir? Public Relation Farmhouse Lembang, Intania Setiati, menyebut yang bisa dilakukannya sebatas berkoordinasi dengan perangkat daerah desa, kecamatan, serta kepolisian setempat.
“Alhamdulillah kita berkomunikasi baik dengan pemerintah desa dan Kecamatan Lembang, termasuk dengan kepolisian. Sekarang sudah tidak ada lagi yang seperti itu, ya pokoknya jangan sampai ada lagi,” kata Intania.
_______________
Artikel ini telah tayang di detikJabar
Simak Video “10 Warga Masih Hilang Tertimbun Longsor di Bandung Barat“
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/wkn)