
Jakarta –
Sekalipun perut sudah kenyang usai makan utama, banyak orang masih mendambakan makan makanan manis. Bentuk ngidam makanan ini ternyata bisa dijawab secara ilmiah. Begini penjelasannya.
Bagi sebagian besar orang, rasanya belum lengkap jika makan utama tapi tak ‘ditutup’ dengan konsumsi makanan manis. Karenanya mereka kerap mencari makanan manis meski perut sebenarnya sudah kenyang.
Kondisi ini rupanya tak terjadi begitu saja. Peneliti menemukan jawaban ilmiah di baliknya. Mengutip Food & Wine (8/3/2025), pada Februari 2025, peneliti dari Institut Max Planck untuk Penelitian Metabolisme di Cologne, Jerman, menerbitkan laporan baru di jurnal Science yang meneliti efek konsumsi gula setelah seseorang merasa kenyang.
Mereka menemukan bahwa neuron hipotalamus pro-opiomelanokortin (POMC) di hipotalamus bertanggung jawab atas efek ini. Hipotalamus sendiri merupakan bagian otak yang mengatur hormon dan menciptakan rasa lapar, haus, mengantuk, dan rasa kenyang setelah makan.
Hormon POMC pendorong keinginan makan manis
Ternyata ada alasan ilmiah di balik mengapa seseorang mendambakan dessert meski sudah kenyang. Foto: Pinterest/ Esma
|
“Kami menemukan bahwa neuron POMC tidak hanya meningkatkan rasa kenyang dalam kondisi setelah makan, tetapi secara bersamaan mengaktifkan keinginan mengonsumsi gula, yang mendorong konsumsi berlebih,” jelas para peneliti.
Secara sederhana, tim peneliti menjelaskan bahwa sel-sel saraf yang sama dengan yang membuat kita merasa kenyang, ternyata juga memicu keinginan kita untuk makan makanan manis setelahnya.
Peneliti bahkan mengungkap bahwa hanya dengan mempersepsikan makan makanan manis, otak melepaskan ß-endorfin yang bersifat candu. Kondisi ini masuk akal secara evolusi karena gula memberikan energi cepat. Hal ini berlaku pada tikus dan manusia.
Baca halaman selanjutnya untuk tahu jawaban peneliti soal ‘dessert stomach’.