
Jakarta –
Influencer media sosial menjadi ancaman baru dan terus meningkat bagi masyarakat adat yang belum tersentuh. Sebuah lembaga amal memperingatkan setelah penangkapan seorang turis Amerika Serikat yang melakukan perjalanan ke pulau terlarang di Samudera Hindia.
Mengutip BBC, Sabtu (5/4/2025), Mykhailo Viktorovych Polyakov (24 tahun) diduga mendarat di Pulau Sentinel Utara dalam sebuah upaya untuk melakukan kontak dengan Suku Sentinel yang terpencil. Ia merekam kunjungannya dan meninggalkan sekaleng minuman keras juga sebuah kelapa di pantai.
Survival International, sebuah kelompok yang mengadvokasi hak-hak masyarakat suku terasing, mengatakan bahwa tindakan tersebut membahayakan nyawa pria tersebut dan kehidupan suku tersebut. Mereka menyebutnya “sangat mengganggu”.
Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka mengetahui dan “memantau situasi tersebut”.
Kepala polisi Kepulauan Andaman dan Nicobar, HGS Dhaliwal, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa “seorang warga negara Amerika Serikat” telah dihadapkan ke pengadilan setempat dan ditahan selama tiga hari untuk “diinterogasi lebih lanjut”.
AFP, mengutip Dhaliwal, mengatakan bahwa Polyakov meniup peluit di lepas pantai pulau itu untuk menarik perhatian suku tersebut selama sekitar satu jam. Dia kemudian mendarat selama sekitar lima menit, meninggalkan persembahannya, mengumpulkan sampel, dan merekam video.
“Sebuah tinjauan terhadap rekaman kamera GoPro-nya menunjukkan bahwa ia masuk dan mendarat di Pulau Sentinel Utara yang terlarang,” kata polisi.
Adalah ilegal bagi orang asing atau orang India untuk melakukan perjalanan dalam jarak 5 km dari pulau-pulau tersebut untuk melindungi orang-orang yang tinggal di sana.
Menurut polisi, Polyakov telah mengunjungi wilayah ini dua kali sebelumnya, termasuk menggunakan kayak karet pada bulan Oktober tahun lalu sebelum ia dihentikan oleh staf hotel.
Media India melaporkan bahwa pada saat penangkapannya awal pekan ini, pria tersebut mengatakan kepada polisi bahwa ia adalah seorang “pencari sensasi”.
Survival International mengatakan bahwa Suku Sentinel telah menegaskan keinginan mereka untuk menghindari orang luar selama bertahun-tahun dan menggarisbawahi bahwa kunjungan semacam itu merupakan ancaman bagi komunitas yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit dari luar.
Mereka menggambarkan Suku Sentinel sebagai “penduduk asli yang paling terisolasi di dunia” yang tinggal di sebuah pulau seluas Manhattan. Diperkirakan ada sekitar 200 orang dalam suku ini, namun mustahil untuk mengetahui jumlah yang sebenarnya.
Hanya sedikit rincian yang diketahui tentang kelompok ini, selain bahwa mereka adalah komunitas pemburu-pengumpul yang tinggal di pemukiman kecil dan “sangat sehat”.
(msl/fem)