Harbin –
Setiap musim dingin, para wisatawan dari seluruh penjuru China berbondong-bondong mengunjungi Kota Harbin, meskipun suhu di sana bisa turun hingga -30 derajat celcius.
Dikutip dari The Mirror, Rabu (14/1/2024) Harbin dikenal sebagai Kota Es, menjadi destinasi populer bagi warga yang tinggal di wilayah yang lebih hangat di China. Namun pesona Harbin tak hanya banyak dimintai oleh pelancong domestik, pelancong luar negeri pun banyak mendatangi kota tersebut.
Banyak yang datang untuk melihat patung-patung es yang menakjubkan, dibuat di atas sungai yang membeku dan bertahan selama berbulan-bulan. Meskipun Harbin terkenal dengan suhu ekstremnya, banyak wisatawan yang datang tanpa persiapan yang matang.
Di antara mereka, terutama dari bagian selatan China tidak menyadari betapa dinginnya kota tersebut. Pengelola kios yang menjual pakaian hangat seperti topi, sarung tangan, dan sepatu bot di taman kota, Jin Yanlong, mengatakan bahwa sebagian besar pelanggannya adalah turis yang terkejut dengan cuaca dingin Harbin.
“Banyak dari mereka mengenakan pakaian yang terlalu tipis. Mereka datang langsung dari bandara dan mencari kami untuk membeli celana panjang hangat berlapis katun,” ujarnya.
Seorang wisatawan yang datang dari Shanghai, Jin Yiting, menyebutkan bahwa dia mencari informasi di internet dan akhirnya memutuskan untuk mengenakan celana wol rajutan dan sweter tebal.
Sebagai informasi, Harbin adalah Ibu Kota Provinsi Heilongjiang dengan lebih dari 10 juta penduduk. Kota tersebut terkenal dengan pengaruh arsitektur Rusia, karena dulunya menjadi tempat pemukiman bagi imigran dari Kekaisaran Rusia pada awal abad ke-20.
Meskipun cuacanya sangat dingin, banyak wisatawan yang tetap berani mencoba es krim sebagai bagian dari pengalaman mereka. Salah satu pengunjung di sana, Zhuang Chang, ia mencicipi es krim Madie’er yang populer di Harbin.
Kota es di Harbin, China. (Getty Images/LeonU)
|
“Dingin, tapi hatiku hangat. Di sini, hanya tangan dan wajah saya yang terasa dingin,” ujarnya.
Bagi pelancong yang lebih memilih kehangatan, tersedia banyak pilihan makanan seperti minuman panas dan hot pot, sejenis sup yang diisi dengan daging, sayuran, tahu, dan berbagai bahan lainnya. Pemilik restoran lokal, Chi Xuewen, mengklaim memiliki hot pot terbesar di dunia, dengan 18 panci yang menyajikan berbagai rasa mengelilingi mangkuk raksasa.
“Makan apa pun di hot pot membuat orang merasa hangat,” ucap Chi.
Cuaca dingin yang panjang juga memengaruhi kebiasaan makan penduduk setempat, warga di sana sering kali mengandalkan makanan beku karena sulit mendapatkan sayuran segar. Tahu beku yang dibiarkan di luar semalaman menjadi lebih berpori, sehingga sangat baik dalam menyerap rasa sup.
(upd/wsw)