![](https://i2.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2024/06/07/amin-dan-muji-hartono-2-pemuda-ntb-di-hotel-dar-al-tawhid-intercontinental_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mekkah –
Sejak setahun lalu, Muji Hartono menjadi room boy di Hotel Dar al Tawhid Intercontinental di Mekkah, Arab Saudi. Ia menyimpan impian untuk keliling dunia.
Lokasinya yang cuma selangkah ke gerbang Masjidil Haram membuat Hotel Dar al Tawhid Intercontinental rupanya tak cuma menjadi idaman calon Jemaah haji dan umrah untuk bisa menginap.
Dua remaja asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Muji Hartono dan Mohammad Amin Al Ansori, pun mengidamkannya. Salah satu tujuannya adalah mendapatkan akses yang mudah untuk beribadah dan melihat Kakbah.
Muji mengaku rela mengesampingkan pinangan manajemen sebuah hotel di Polandia yang siap menanggung semua biaya perjalanan ke Eropa. Juga menampik beberapa perusahaan di Jeddah dan Madinah yang telah meluluskannya untuk bekerja dengan mereka demi bisa mudah melihat Kakbah.
Alumnus Madrasah Aliyah Plus Abu Hurairah Mataram pada 2015 itu sudah hampir dua tahun bekerja di Dar Al Tawhid Intercontinental.
“Saya menjadi room boy dengan tugas dan tanggung jawab memastikan kamar tamu bersih sebersih-bersihnya tanpa ada noda sedikitpun,” kata lelaki kelahiran 27 Mei 1997 itu kepada detikTravel, Kamis (6/6/2024).
Tak cuma melihat Kakbah, setahun bekerja di Tawhid Intercontinental, dia sudah menunaikan ibadah umrah. “Insyaallah musim haji ini saya ikut,” ujarnya.
Mohammad Amin Al Ansori yang baru lima bulan bekerja di Tawhid punya alasan serupa. Selepas dari SMAN 1 Pringgabaya, pada tahun 2019 dia melanjutkan ke BLK Perhotelan Lombok.
Dia mengikuti training di Fave Hotel Lombok, Casual di Santika Hotel, dan Aruna Senggigi hotel Lombok.
“Sebelum di Tawhid, saya selama tiga tahun bekerja sebagai Asisten kepala Toko Alfamart,” kata putra dari Arifuddin dan Zul’Aeni itu.
Amin dan Muji Hartono, 2 Pemuda NTB yang bekerja sebagai Room Boy di Hotel Dar Al Tawhid Intercontinental Foto: Sudrajat/detikTravel
|
Selain ke Tawhid Intercontinental, dia juga mengikuti tes di Restauran Wilayah Riyadh dan dinyatakan lulus. Tak berselang lama Manager Housekeeping Dar Al Tawhid Mekkah Mr. Mordy Ahmad mewawancarainya via zoom.
Sepekan kemudian dia dinyatakan diterima. Amin mengaku dilema. Namun setelah salat istikharah, dia memantapkan diri untuk menerima Dar Tawhid Intercontinental. Alasannya?
“Ternyata hotelnya di depan Masjidil Haram dan langsung berhadapan dengan Pintu Utama 79 menuju Kakbah. Saya pikir ini adalah impian semua orang bisa di sini,” kata Amin.
Selain bergaji setara Rp 6 juta per bulan, keduanya menempati mess dengan fasilitas bintang 4. Sebab di mess tempat mereka tinggal dilengkapi kolam renang, fasilitas gym, dan akses ke transportasi umum yang strategis sehingga irit ongkos.
Dengan gaji sebesar itu, Amin dan Muji rupanya menjadikan Dar Tawhid sebagai batu loncatan untuk cita-cita selanjutnya.
Bila tabungannya dirasa sudah cukup, Amin ingin membuka toko sendiri sekelas Alfamart, tempatnya pernah tiga tahun mengais rezeki.
Sementara Muji bermimpi ingin keliling dunia. Karena itu setelah pengalaman di hotel bintang lima ini cukup, dia ingin bekerja di kapal pesiar.
“Di kapal pesiar itu harus memiliki sertifikat hotel bintang 5, saya ingin keliling dunia sambil digaji,” ujarnya diiringi tawa kecil.
Good Luck Brothers…
Simak Video “Masjidil Haram Kian Padat, Jemaah Diimbau Tak Ziarah di Luar Makkah“
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)