Jakarta –
Imlek tahun 2025 memiliki shio ular kayu dan berlangsung pada Rabu, 29 Januari 2025. Ini merayakan 2576 Kongzili bagi teman-teman China. Perayaan Imlek selalu menarik untuk dibahas, termasuk dari sudut pandang antropologi.
Mengutip laman Lam Museum of Anthropology, Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Musim Semi, adalah festival terpenting di China. Festival ini juga merupakan perayaan terpenting bagi keluarga dan mencakup satu minggu hari libur umum resmi.
Sejarah festival Tahun Baru Imlek dapat ditelusuri kembali ke sekitar 3.500 tahun yang lalu. Tahun Baru Imlek telah berkembang selama kurun waktu yang panjang dan adat istiadatnya telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Kapan Tahun Baru Imlek?
Tanggal Tahun Baru Imlek ditentukan oleh kalender tradisional Tiongkok, kalender lunisolar yang memadukan siklus matahari, lunar, dan lainnya. Liburan ini jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin pada tanggal 21 Desember.
Setiap tahun Tahun Baru Imlek di China jatuh pada tanggal yang berbeda dari kalender Gregorian. Tanggal tersebut biasanya berkisar antara 21 Januari hingga 20 Februari. Tahun ini, Imlek 2025 jatuh pada Rabu (29/1/2025).
Legenda Asal-usul Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Imlek sarat dengan cerita dan mitos. Salah satu legenda yang paling populer adalah tentang binatang mistis Nian. Nian adalah monster berkepala panjang, bertanduk tajam, dan tinggal jauh di dalam laut. Ia memakan ternak, tanaman, dan bahkan manusia pada malam tahun baru.
Untuk mencegah Nian menyerang manusia dan menyebabkan kerusakan, orang-orang menaruh makanan di pintu mereka untuk Nian.
Dikatakan bahwa seorang lelaki tua yang bijak mengetahui bahwa Nian takut dengan suara keras dan warna merah. Jadi, orang-orang menaruh lentera merah dan gulungan merah di jendela dan pintu mereka untuk mencegah Nian masuk. Bambu yang berderak (kemudian digantikan oleh petasan) dinyalakan untuk menakuti Nian.
Asal-usul Tahun Baru Imlek pada Dinasti Shang
Tahun Baru Imlak sejarahnya dimulai pada 3.500 tahun silam, tetapi tanggal pastinya tidak tercatat. Sebagian orang percaya bahwa Tahun Baru Imlek berasal dari Dinasti Shang (1600-1046 SM), saat orang-orang mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati para dewa dan leluhur di awal atau akhir setiap tahun.
Istilah Nian pertama kali muncul pada Dinasti Zhou (1046-256 SM). Sudah menjadi kebiasaan untuk mempersembahkan kurban kepada leluhur atau dewa, dan untuk memuja alam guna memberkati panen pada pergantian tahun.
Tanggal festival, hari pertama bulan pertama dalam kalender lunar China, ditetapkan pada Dinasti Han (202 SM – 220 M). Kegiatan perayaan tertentu menjadi populer, seperti membakar bambu untuk membuat suara berderak keras.
Imlek di zaman modern
Pada Dinasti Wei dan Jin (220-420 M), selain memuja dewa dan leluhur, orang-orang mulai menghibur diri. Kebiasaan keluarga yang berkumpul untuk membersihkan rumah, makan malam, dan begadang pada Malam Tahun Baru berasal dari masyarakat umum.
Kemakmuran ekonomi dan budaya selama Dinasti Tang, Song, dan Qing mempercepat perkembangan Festival Musim Semi. Kebiasaan selama festival menjadi mirip dengan zaman modern seperti menyalakan petasan, mengunjungi saudara dan teman, serta makan pangsit untuk perayaan.
Kegiatan yang lebih menghibur pun muncul, seperti menonton tarian naga dan barongsai selama Pekan Raya Kuil dan menikmati pertunjukan lentera.
Kemudian di zaman modern, Tahun Baru Imlek mulai berubah. Pada tahun 1912, pemerintah memutuskan untuk menghapuskan Tahun Baru Imlek dan kalender lunar. Pemerintah mengadopsi kalender Gregorian sebagai gantinya dan menjadikan tanggal 1 Januari sebagai awal resmi Tahun Baru.
Setelah tahun 1949, Tahun Baru Imlek berganti nama menjadi Festival Musim Semi. Festival ini terdaftar sebagai hari libur umum nasional.
(ask/ask)