
Jakarta –
Antartika dulunya adalah daratan yang subur dan hijau, yang dipenuhi kehidupan prasejarah. Sulit dipercaya, sekarang kehidupan itu tersembunyi di balik lapisan es setebal beberapa kilometer. Lanskap kuno itu masih terkubur, tidak pernah terlihat oleh mata manusia.
Tidak pernah terlihat bukan berarti selamanya tidak diketahui. Selama bertahun-tahun, British Antarctic Survey telah menerbangkan pesawat di atas benua yang beku itu, menggunakan radar, gelombang suara, dan pemetaan gravitasi untuk memastikan bentuk batuan dasar yang tersimpan di bawahnya.
Peta baru Antartika. Foto: British Antartic Survey
|
Peta baru mereka mengenai Antartika yang terletak di bawah es adalah yang paling rinci sejauh ini, memperlihatkan rangkaian pegunungan, dasar sungai purba, cekungan dalam, dan dataran rendah yang luas.
Hal ini, menurut tim yang dipimpin oleh ahli glasiologi Hamish Pritchard dari British Antartic Survey, akan memberikan informasi penting bagi para ilmuwan yang ingin memahami interaksi kompleks antara daratan dan es saat Antartika terus berubah karena perubahan iklim.
“Ini adalah informasi mendasar yang mendukung model komputer yang kami gunakan untuk menyelidiki bagaimana es akan mengalir melintasi benua saat suhu meningkat,” kata Pritchard.
![]() |
“Bayangkan menuangkan sirup di atas kue batu, semua gumpalan, semua tonjolan, akan menentukan ke mana sirup akan mengalir dan seberapa cepat. Begitu pula dengan Antartika. Beberapa punggung bukit akan menahan es yang mengalir, cekungan dan bagian yang halus adalah tempat es itu dapat melaju lebih cepat,” jelasnya.
Ini pertanyaan yang menarik. Seandainya kita menyingkirkan 27 juta kilometer kubik es yang menutupi Antartika, seperti apa bentuk benua itu? penelitian yang telah dipublikasikan di Scientific Data ini membeberkannya.
Dulu kita tidak memiliki banyak cara untuk mengetahuinya. Sekarang, kita dapat menerbangkan pesawat dan satelit yang membawa peralatan metrologi yang sensitif untuk mengukur apa yang tidak dapat kita lihat.
![]() |
Ini adalah pekerjaan yang telah dilakukan oleh British Antarctic Survey, secara bertahap menambahkan lebih banyak data selama enam dekade untuk melengkapi peta mereka tentang apa yang ada di bawahnya.
Peta terbaru, yang dikenal sebagai Bedmap3, terdiri dari data yang dikumpulkan dari pesawat, satelit, kapal, dan tim kereta luncur anjing di darat untuk membuat katalog bentang alam Antartika yang tersembunyi. Sebanyak 277 survei ketebalan es yang digunakan untuk menyusun peta tersebut menyumbangkan 82 juta titik data, yang mengisi kekosongan besar pada peta sebelumnya.
Salah satu celah tersebut adalah titik es yang menutupi Antartika berada pada ketebalannya yang paling tinggi. Survei sebelumnya telah menempatkannya di Cekungan Astrolabe di Adélie Land.
Namun, peta baru mengungkapkan bahwa posisi sebenarnya berada di 76.052 derajat Selatan, 118.378 derajat Timur, tempat ngarai yang tidak disebutkan namanya menghasilkan ketebalan es setebal 4.757 meter.
![]() |
Survei ketebalan es khususnya kurang dilakukan di sekitar pegunungan, garis pantai, dan nunatak (gunung-gunung terisolasi yang mencuat dari es). Bedmap3 menjelaskan wilayah-wilayah di sekitar Kutub Selatan itu sendiri, di sepanjang garis pantai Semenanjung Antartika dan Antartika Barat, serta Pegunungan Transantartika.
Kita tahu seberapa tinggi puncak es yang menutupi Antartika dari permukaan laut. Memetakan topografi massa yang terbuka ke langit relatif mudah. Dengan membuat peta bentuk dasar es yang lebih akurat, Pritchard dan rekan-rekannya dapat menghitung dengan lebih akurat berapa banyak es yang ada di sana.
Total volume es adalah 27,17 juta kilometer kubik, meliputi area seluas 13,63 kilometer persegi. Ketebalan rata-rata es, termasuk lapisan es, adalah 1.948 meter, tidak termasuk lapisan es, ketebalannya adalah 2.148 meter.
Jika semua es di Antartika mencair, ini berarti permukaan laut akan naik hingga 58 meter. Hal ini konsisten dengan survei sebelumnya, tetapi dengan beberapa penyesuaian.
“Secara umum, menjadi jelas bahwa Lapisan Es Antartika lebih tebal dari yang kita sadari sebelumnya dan memiliki volume es yang lebih besar yang tertanam di lapisan batu yang berada di bawah permukaan laut,” jelas kartografer Peter Fretwell dari British Antartic Survey.
“Hal ini membuat es lebih berisiko mencair karena masuknya air laut hangat yang terjadi di pinggiran benua. Bedmap3 menunjukkan kepada kita bahwa Antartika sedikit lebih rentan daripada yang kita duga sebelumnya,” sebutnya.
(rns/afr)