
Jakarta –
Ilmuwan dunia, khususnya dari Inggris, meminta agar Elon Musk kena ban dari Royal Society. Ada sejumlah hal yang menjadi sebab termasuk menjadi penyebar teori konspirasi.
Royal Society adalah akademi ilmiah independen di Inggris dan Persemakmuran. Ini persekutuan yang terdiri dari banyak ilmuwan paling terkemuka di dunia yang berasal dari semua bidang sains, teknik, dan kedokteran.
Dari surat terbuka, diketahui bahwa ada lebih dari 750 pakar di Inggris dan seluruh dunia yang menandatangani tuntutan ini. Alasan terbesarnya karena Musk dinilai mempromosikan ‘teori konspirasi yang tidak berdasar’ dan perilaku ‘jahat’ melanggar kode etik society.
Musk makin berkuasa setelah dirinya memimpin Departement of Goverment Efficiency (DOGE) di AS. Sejumlah gebrakan muncul dan membuat alis para peneliti naik, misalnya pemotongan pada National Institute of Health (NIH) yang dianggap wujud ‘kehancuran ilmu sains AS’.
Melansir Mirror UK, surat tersebut ditulis oleh Profesor Emeritus Stephen Curry ahli biologi struktural di Imperial hingga pensiun tahun lalu.
“Saya mendesak Anda, demi kesopanan dan untuk memberi harapan di masa yang sangat sulit ini, untuk menunjukkan bahwa Royal Society memiliki keberanian untuk membela komunitas ilmiah dan nilai-nilai yang diyakininya,” ujarnya.
Lebih dari 750 ilmuwan membubuhkan nama mereka pada surat terbuka tersebut sebagai penanda tangan hanya dalam waktu lebih dari 24 jam. Ada penanda tangan dari University of Cambridge, University of Oxford, University College London (UCL), University of Durham, University of Plymouth, University of Warwick, dan banyak lainnya. Beberapa penanda tangan juga berasal dari University of Harvard, meskipun sejumlah orang menandatangani nama mereka sebagai ‘anonim’.
Berbicara kepada Daily Mirror, juru bicara Royal Society mengatakan setiap keluhan yang diajukan terhadap rekan-rekannya akan ditangani dengan sangat rahasia.
“Jika ada masalah yang timbul terkait perilaku seorang Fellow, Perkumpulan ini memiliki serangkaian proses yang jelas yang dijelaskan dalam kode etik kami, yang dipublikasikan di situs web kami bersama dengan peraturan disiplin yang relevan,” ujar sang jubir.
Surat dari perkumpulan ini menyusul pengunduran diri Prof Dorothy Bishop, seorang profesor emeritus neuropsikologi perkembangan di University of Oxford, pada akhir tahun 2024. Ia mengembalikan beasiswanya kepada perkumpulan ini dengan mengatakan bahwa perilaku Musk ‘bertentangan dengan semua nilai Royal Society’.
Dr Michael P Taylor, seorang Research Associate in Earth Sciences di Bristol University’s School of Earth Sciences, telah menyerukan agar Musk dikeluarkan dari Royal Society. Sebelumnya, Musk diangkat menjadi fellow akademi pada tahun 2018, dengan perkumpulan ini mencatat prestasinya sebagai CEO Tesla, Boring Company, SpaceX, dan Neuralink.
Sejak saat itu, Dr Taylor menuduhnya menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan yang dijelaskan oleh Kode Etik Society. Dalam surat bernada keras kepada organisasi tersebut, yang diunggah ke situs Sauropod Vertebra Picture of the Week (SVPOW!), ia menuduh orang terkaya di dunia itu ‘secara mencolok dan berulang kali’ melanggar standar-standarnya sambil menghambat proses ilmiah.
“Perilaku Musk di setiap bidang bertentangan dengan yang dijelaskan oleh Kode Etik Society: ‘tidak mementingkan diri sendiri, integritas, objektivitas, akuntabilitas, keterbukaan, kejujuran, dan kepemimpinan’. Saya tentu tidak perlu menguraikan cara-cara di mana perilaku eksploitatif dan jahatnya telah secara mencolok dan berulang kali melanggar standar-standar ini,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa Musk adalah anggota berpengaruh dari pemerintahan presidensial AS yang secara aktif menghambat kemajuan sains dalam skala yang ‘belum pernah terlihat sejak masa-masa tergelap Uni Soviet’. Semua termasuk penyensoran, pemotongan dana yang sangat besar, pembongkaran infrastruktur, dan penarikan diri dari koalisi internasional.
“Ditambah lagi, perilaku pribadinya yang penuh dendam dalam menargetkan individu melanggar setiap standar kesopanan,” tambahnya.
Dr Taylor menuduh perkumpulan itu secara efektif mendukung Musk. Dia bahkan menyebut perkumpulan itu tidak dapat mempertahankan tingkat rasa hormatnya jika mempertahankan Musk sebagai anggota.
“Pilihan yang kini dihadapi Perkumpulan itu sangat jelas: mempertahankan niat baik seorang miliarder; atau mempertahankan rasa hormat dari komunitas ilmiah. Tidak mungkin melakukan keduanya,” simpulnya.
(ask/ask)