
Jakarta –
Terobosan dalam pengembangan baja berkinerja tinggi dapat menghilangkan salah satu hambatan terbesar terhadap energi fusi, sehingga impian energi bersih tak terbatas selangkah lebih dekat menjadi kenyataan.
Para ilmuwan di UK Atomic Energy Authority (UKAEA) berhasil memproduksi baja bermutu fusi dalam skala besar, sebuah langkah besar menuju fusi nuklir, yang sering disebut Matahari buatan, sebagai sumber energi yang praktis dan hemat biaya.
Dikutip dari The Cool Down, Rabu (12/3/2025) salah satu tantangan terberat dalam memanfaatkan Matahari buatan adalah menemukan material yang dapat menahan panas dan radiasi ekstrem di dalam reaktor.
Para ilmuwan di konsorsium Neurone UKAEA telah menemukan jenis baja baru yang dapat bertahan pada suhu hingga 650 derajat Celsius dan tahan terhadap paparan neutron yang kuat.
Pengembangan ini disebut baja Reduced-Activation Ferritic-Martensitic (RAFM) bermutu fusi, material khusus yang dibuat untuk reaktor fusi. Terobosan ini, jika diproduksi dalam skala industri, diklaim dapat memangkas biaya produksi hingga 10 kali lipat.
Biaya yang lebih rendah merupakan kunci untuk membuat pembangkit listrik fusi layak secara finansial dan mempercepat pengembangannya.
Hal ini pada akhirnya dapat membuat harga energi lebih stabil dan terjangkau bagi konsumen, terutama di wilayah yang infrastruktur energi tradisionalnya mahal untuk dipelihara.
Konsorsium Neurone, sebuah inisiatif senilai USD 15,2 juta, memproduksi 5,5 ton baja bermutu fusi menggunakan tanur busur listrik seberat tujuh ton di Materials Processing Institute, Inggris. Ini adalah pertama kalinya baja RAFM diproduksi dalam skala sebesar itu, yang menunjukkan bahwa fasilitas industri yang ada dapat menangani pembuatan material untuk energi fusi.
“Salah satu tantangan utama dalam menyalurkan energi fusi adalah mengembangkan material struktural yang mampu menahan suhu ekstrem (setidaknya hingga 650 derajat Celsius) dan beban neutron tinggi yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik fusi masa depan,” kata Dr David Bowden, yang memimpin ilmu material di UKAEA.
Menurut UKAEA, energi fusi memang belum akan menerangi rumah-rumah, tetapi baja ini dapat mulai diuji dalam reaktor prototipe di dekade berikutnya.
Jika baja tersebut berhasil diuji dan berfungsi untuk membangun reaktor, dalam 20-30 tahun ke depan, energi fusi dapat dikomersialkan dan berpotensi mengubah bisnis, pabrik, dan seluruh kota dengan sumber daya yang konstan dan bebas karbon yang tidak bergantung pada energi kotor.
Tenaga fusi sering disebut sebagai sumber energi bersih terbaik karena dapat menyediakan listrik tanpa batas tanpa polusi atau limbah radioaktif jangka panjang yang menyertai tenaga nuklir tradisional.
Agar energi fusi benar-benar dapat berkembang, energi tersebut harus sesuai dengan jaringan listrik yang ada bersama dengan teknologi energi bersih lainnya.
Penyimpanan energi yang lebih baik, seperti baterai generasi berikutnya dan bahan bakar hidrogen, dapat membantu memperlancar daya dari reaktor fusi dan menjaga jaringan listrik tetap stabil dan efisien.
Pada saat yang sama, industri besar tengah mencari cara untuk memangkas polusi yang dihasilkan melalui elektrifikasi dan penangkapan karbon. Fusi dapat mengubah cara industri beroperasi dalam peralihan ini dengan menyediakan sumber energi bersih yang stabil dan andal.
UKAEA dan konsorsium Neurone-nya mendorong energi fusi mendekati kenyataan. Dengan terobosan seperti baja generasi berikutnya yang mengatasi tantangan teknis utama, kemungkinan daya tak terbatas dan bebas polusi hampir tiba.
(rns/fay)