
Jakarta –
Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen blak-blakan alasan dirinya menerima tawaran sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (Persero) atau PFN. Dia mengaku menerima jabatan tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.
Namun, Ifan menegaskan, sebelum dirinya banyak kandidat yang telah menolak tawaran tersebut. Hal ini diungkapkan melalui keterangan di Instagram resminya @ifanseventeen.
“Saya merasa sudah terlalu lama hidup enak di negara yang kita cintai ini, saatnya untuk melakukan timbal balik dengan cara mengabdi. Jadi begitu saya ditawarkan, saya rasa ini kesempatan untuk pengabdian yang saya yakini,” kata dia, dikutip Minggu (23/3/2025).
Ifan yang dikenal sebagai seorang vokalis band mengaku telah berpengalaman di bidang kreatif dan rumah produksi. Tak hanya itu, dia mengatakan pernah menyutradarai tiga video klip Seventeen dan menjadi eksekutif produser dua film.
“Berbekal pengalaman menjadi direktur utama di 2 perusahaan dibidang kreatif dan rumah produksi, gelar sarjana manajemen, pernah menyutradarai 3 klip Seventeen, salah satu executive producer di film “Kemarin” 2020 & “Kau dan Dia” 2022 & ikut main di beberapa film, bismillah saya memantaskan diri untuk pengabdian ini,” lanjutnya.
Untuk itu, menurut Ifan, menjadi direktur utama bukan hanya untuk seseorang yang ahli dalam bidang tersebut. Dia mencontohkan direktur utama PFN sebelumnya juga bukan dari industri perfilman.
“Dirut PFN sebelum saya berasal dari dunia Telekomunikasi, lalu Dirut sebelumnya lagi berasal dari dunia oil and gas bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan industri kreatif. Tapi sebaliknya, pak Dwi (mantan Dirut persis sebelum saya) dapat memimpin dan menjalankan PFN dengan sangat luar biasa,” terangnya.
Ifan Siap Mundur Jika Ada yang Mau Menggantikan
Ifan buka-bukaan kondisi PFN yang jauh dari kata baik-baik saja. Badan usaha milik negara itu memiliki sejumlah masalah, baik keuangan hingga operasional.
Saat ini kondisi PFN memiliki utang puluhan miliar, penggajian telat, serta Tunjangan Hari Raya (THR) pegawai belum dibayarkan. Di sisi lain, PFN bukan perusahaan yang mendapatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Jadi ketika bisnis tidak mencapai target perusahaan, konsekuensinya gaji direksi hingga pegawai jadi korbannya. Belum lagi peralatan produk film yang banyak tidak layak pakai hingga kerusakan pada bangunan kantor.
Ifan mengatakan pembayaran gaji para karyawan maupun direksi dibayarkan tidak secara penuh, bahkan nilai gaji yang diterima pegawai hanya 30-40%.
“Dan ini sudah berlangsung berbulan-bulan ke belakang,” tambahnya.
Dengan segudang pekerjaan rumah (PR) itu, Ifan menawarkan bagi siapapun yang ingin menggantikan dirinya memimpin PFN. Jika ada, Ifan siap untuk mundur dari jabatannya.
“Apabila saya rasa ada orang yang lebih mampu menggantikan saya, saya akan mundur. Namun jika belum ada, tolong biarkan saya bekerja. Karena saya tidak akan mundur dari sebuah penugasan seberat apapun situasinya sampai titik ujung perjuangan,” pungkasnya.
(ada/ara)