
Jakarta –
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) secara permanen membatasi operasi helikopter yang tidak penting di sekitar Bandara Nasional Reagan. Aturan itu dikeluarkan setelah tabrakan di udara yang mematikan dengan jet regional American Airlines pada bulan Januari lalu.
Mengutip BBC, Senin (24/3/2025), perubahan itu merupakan upaya untuk meningkatkan keamanan di sekitar bandara, yang terletak di luar ibu kota negara, Washington DC.
Pada Januari, sebuah helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS dengan tiga awak bertabrakan dengan jet American Airlines yang membawa 64 orang. Kedua pesawat jatuh di dekat bandara dan semua yang ada di dalamnya tewas, sebanyak 67 orang.
Pengumuman FAA itu menyusul keluarnya laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) yang menyelidiki kecelakaan tersebut. FAA juga mengumumkan bahwa mereka akan meniadakan lalu lintas campuran antara helikopter dan pesawat sayap tetap di bandara.
FAA mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi rute-rute lain untuk helikopter, yang biasa digunakan di Washington. Pembatasan baru ini akan memungkinkan helikopter hanya terbang melalui wilayah udara bandara untuk hal-hal yang mendesak.
Contoh, heli diizinkan terbang untuk alasan medis yang menyelamatkan nyawa, penegakan hukum prioritas, atau transportasi kepresidenan. Mereka juga harus menjaga jarak dengan pesawat terbang.
Selain itu, landasan pacu 15 dan 33, di dekat tempat pesawat American Airlines yang nahas itu, juga akan diblokir untuk pesawat ketika helikopter berada di area tersebut.
Para penyelidik kecelakaan udara AS pada awal pekan ini merekomendasikan untuk membatasi penerbangan helikopter di area tertentu di dekat bandara.
FAA juga sedang mengkaji kota-kota lain yang memiliki rute penerbangan helikopter sewaan, termasuk Boston, New York, Detroit, Dallas, Chicago, Houston, dan Los Angeles.
“Untuk membuat kami lebih prediktif, kami menggunakan pembelajaran mesin dan pemodelan bahasa untuk memindai laporan-laporan insiden dan menambang berbagai sumber data untuk menemukan area-area yang berisiko,” demikian pernyataan dari badan tersebut.
(msl/fem)