
Jakarta –
Paparan senyawa bisphenol A (BPA) diketahui dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan. Baik pada orang dewasa maupun anak-anak, seperti kesehatan reproduksi pria dan wanita dewasa atau kesehatan anak yang terpapar BPA sejak masih dalam janin.
Bisphenol A (BPA) merupakan bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk plastik, seperti botol minum, wadah makanan, pelapis kaleng, dan galon guna ulang. Ketika galon terpapar panas atau digunakan berulang kali, BPA bisa larut ke dalam air yang Anda minum setiap hari dan mengganggu kesehatan tubuh.
Penelitian menunjukkan BPA dapat mengganggu hormon reproduksi dengan meniru hormon estrogen dalam tubuh. Pada wanita, paparan BPA dikaitkan dengan berbagai masalah reproduksi, termasuk gangguan kesuburan dan peningkatan risiko keguguran. Studi yang dilakukan Ewha Womans University Mokdong Hospital Korea mengungkapkan paparan BPA dapat memengaruhi infertilitas dan DOR (Diminished Ovarian Reserve) pada wanita.
Sedangkan pada pria, BPA dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma dan gangguan hormon yang memengaruhi kesuburan. Hal ini terungkap dalam salah satu studi kohort di China yang dipublikasikan tahun 2011. Paparan BPA disebut menurunkan kualitas sperma, jumlah sperma, vitalitas sperma, hingga motilitas sperma karena BPA menjadi androgen reseptor antagonis yang dapat mengganggu aktivitas normal sperma.
Dampak BPA pada Anak
Tak hanya dirasakan dampaknya oleh orang dewasa, anak pun bisa mengalami gangguan kesehatan karena paparan BPA. Anak-anak, termasuk janin yang terpapar BPA selama kehamilan, diketahui sangat rentan terhadap efek negatif senyawa kimia ini.
Paparan BPA disebut bisa berpotensi meningkatkan risiko perkembangan otak abnormal, gangguan perilaku, hingga sistem kekebalan tubuh pada janin. Temuan dari Environmental Health Perspectives (2014) Badan Keamanan Pangan di Perancis (ANSES) menyebutkan BPA bisa mengakibatkan janin bayi dalam kandungan terkena kanker payudara di kemudian hari.
Tak hanya berdampak pada kondisi fisik, paparan BPA juga bisa berdampak pada kondisi mental anak. Paparan BPA selama tahap perkembangan anak bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak anak yang membuat mereka mengalami gangguan perkembangan saraf seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), perilaku agresif, hingga Autism Spectrum Disorder (ASD).
Nah itulah beberapa risiko gangguan kesehatan pada orang dewasa maupun anak yang disebabkan paparan BPA. Adanya risiko ini pun membuat banyak pihak, khususnya pakar, menyarankan masyarakat untuk menghindari kemasan makanan kaleng atau minuman dari kemasan plastik keras polikarbonat yang menjadi sumber BPA.
Selain itu, regulasi yang lebih ketat serta kesadaran publik yang lebih besar tentang bahaya BPA pun menjadi hal yang penting diperhatikan. Pasalnya, hal ini dapat untuk melindungi kesehatan reproduksi maupun perkembangan anak dalam jangka panjang.
(ncm/ncm)