Jakarta –
Hari Pria Internasional (International Men’s Day/IMD) dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 19 November di lebih dari 80 negara di dunia. Hari ini merupakan kesempatan untuk berperan dalam percakapan global tentang isu-isu pria atau laki-laki.
Jerome Teelucksingh, seorang dosen sejarah di University of the West Indies di Trinidad Tobago, adalah sosok yang mendirikan Hari Pria Internasional pada tahun 1999. Peringatan ini untuk merayakan satu hari untuk merayakan pencapaian pria.
Sejarah dan Latar Belakang
Jauh sebelumnya, mengutip dari National Today, pada tahun 1968, seorang jurnalis Amerika bernama John P. Harris menulis sebuah editorial yang menyoroti kurangnya keseimbangan dalam sistem Soviet, yang mempromosikan Hari Perempuan Internasional untuk pekerja perempuan tetapi gagal untuk memberikan hari yang sama untuk pekerja laki-laki. Harris menyatakan bahwa meskipun ia setuju bahwa harus ada satu hari untuk merayakan perempuan, hari tersebut merupakan sebuah kekurangan dalam sistem komunis.
Kemudian pada awal tahun 1990-an, Thomas Oaster, direktur Missouri Center for Men’s Studies, mengundang berbagai organisasi di Amerika Serikat, Australia, dan Malta untuk menyelenggarakan acara-acara kecil Hari Pria Internasional selama bulan Februari. Oaster berhasil menyelenggarakan acara-acara tersebut selama dua tahun, namun upaya yang dilakukannya pada tahun 1995 tidak dihadiri dengan baik. Karena putus asa, ia menghentikan rencana untuk melanjutkan acara tersebut.
Ilustrasi Anak Laki-laki dan Ayah (Foto: iStock)
|
Peringatan Hari Pria Internasional
Selanjutnya, pada tahun 1999 di Trinidad dan Tobago, Hari Pria Internasional dihidupkan kembali oleh Jerome Teelucksingh dari University of the West Indies. Ia menyadari bahwa meskipun ada hari untuk para ayah, tidak ada hari untuk merayakan para pria yang tidak memiliki anak, atau yang masih anak-anak dan remaja. Teelucksingh memilih untuk merayakan Hari Pria Internasional pada tanggal 19 November – hari ulang tahun ayahnya dan juga hari di mana tim sepak bola lokal telah menyatukan negaranya dengan upaya mereka untuk lolos ke piala dunia.
Sejak diinisiasi oleh Teelucksingh, Hari Pria Internasional telah berfungsi untuk mempromosikan aspek-aspek positif dari identitas pria berdasarkan premis bahwa pria merespons lebih konstruktif terhadap panutan yang positif daripada stereotip gender yang negatif. Hari ini tidak dimaksudkan untuk menyaingi Hari Perempuan Internasional, tetapi untuk menyoroti pentingnya kesehatan fisik dan mental serta maskulinitas pria yang positif.
(wia/imk)