
Jakarta –
World Bipolar Day atau yang dikenal sebagai Hari Bipolar Sedunia diperingati setiap tanggal 30 Maret. Momentum tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun seniman pasca impresionis Belanda, Vincent Van Gogh, yang lahir pada tanggal 30 Maret 1853.
Vincent Van Gogh merupakan pelukis yang diyakini secara luas mengidap gangguan bipolar. Setiap tahun, hari jadi seniman ini selalu dirayakan sebagai Hari Bipolar Sedunia.
Lalu, apa kaitan Hari Kelahiran Van Gogh dengan sejarah Hari Bipolar Sedunia?
Sejarah Hari Bipolar Sedunia
Van Gogh, seniman legendaris yang namanya terus dikenang sebagai seniman yang tidak lekas menyerah dengan gangguan bipolar yang diidapnya. Lukisan-lukisannya sampai saat ini masih terpampang di mana-mana, dan menjadi salah satu cerita sejarah Hari Bipolar Sedunia.
Dikutip dari situs newswise, Van Gogh pada suatu masa kehilangan pekerjaannya sebagai pedagang seni, lalu pindah ke Paris bersama adik laki-lakinya untuk mengejar karier sebagai pelukis. Ia terus mengalami depresi dan perilaku mania, kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami euforia yang tidak wajar, suasana hati yang sangat intens, hiperaktif, dan delusi.
Ketika tinggal di Arles, Paris, Van Gogh memotong telinga kirinya sendiri pada tanggal 23 Desember 1888. Hal itu menyebabkan dirinya dirawat di rumah sakit untuk pertama kalinya dan dinyatakan menderita epilepsi.
Kemudian, ia dengan sukarela menempatkan dirinya lagi di rumah sakit selama satu tahun pada tahun 1889. Waktu itu merupakan periode yang penuh dengan tantangan dan pencapaian bagi Van Gogh karena dia menyelesaikan lebih dari 300 lukisan, termasuk karyanya yang terkenal, ‘Malam Berbintang’ atau ‘Starry Night‘.
Setelah berakhirnya masa perawatan selama setahun di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa ia telah pulih dari depresi, halusinasi, dan delusinya. Namun, dalam 10 minggu berikutnya, ia terus menghadapi perasaan kesedihan dan kesepian, tetapi tetap fokus pada pekerjaannya dan menyelesaikan 70 lukisan lagi. Pada tanggal 29 Juli 1890, ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Perjuangan inilah yang membuat tanggal lahirnya, 30 Maret, ditetapkan sebagai Hari Bipolar Sedunia. Peringatan ini berasal inisiatif International Society for Bipolar Disorders (ISBD), sebuah perkumpulan yang berfokus pada penelitian bipolar. di seluruh dunia bekerja sama dengan Asian Network of Bipolar Disorder (ANBD) dan International Bipolar Foundation (IBPF).
Tema Peringatan Hari Bipolar Sedunia
Dikutip dari situs XTalks, tema Hari Bipolar Sedunia tahun 2024 ini adalah ‘Bipolar Strong‘.
Tujuan Peringatan Hari Bipolar Sedunia
Visi Hari Bipolar Sedunia dalam situs World Bipolar Day (WBD) adalah untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat di seluruh dunia terhadap gangguan bipolar dan menghilangkan stigma dan diskriminasi sosial.
Melalui kolaborasi internasional, tujuan Hari Bipolar Sedunia adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat di seluruh dunia tentang gangguan bipolar untuk meningkatkan kepekaan terhadap penyakit bipolar, termasuk akses terhadap penelitian terbaru dan pengobatan terbaik penyakit ini.
Pada bulan ini, Hari Bipolar Sedunia berupaya meningkatkan kesadaran tentang gangguan bipolar dan mengurangi stigma yang sering melingkupi gangguan tersebut.
Gangguan bipolar sendiri adalah kelainan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan kemampuan melakukan tugas sehari-hari yang tidak biasa. Gejala gangguan bipolar sangat parah dan berbeda dari pasang surut normal yang dialami setiap orang dari waktu ke waktu.
Twibbon Hari Bipolar Sedunia
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk terlibat dalam peringatan Hari Bipolar Sedunia. Tak hanya dengan membuka akses pelayanan kesehatan atau memberikan edukasi tentang bipolar, masyarakat pun bisa berpartisipasi dengan mengunggah foto menggunakan twibbon yang dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber berikut:
Simak Video “ KuTips: Simak Tips Mengontrol Episode Bipolar Disorder!“
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)