Jakarta –
Restoran ramen populer di Thailand ini mendapat kecaman. Pasalnya, restoran itu mengubah topping ramen pesanan pelanggan dari daging babi ke ham yang justru membahayakan.
Restoran ramen seringkali menjadi tempat tujuan pelanggan yang mencari makanan berkuah hangat dan mengenyangkan. Ramen yang ditawarkan pun beragam, diracik dengan bumbu yang kuat dan topping tambahan.
Meskipun ramen merupakan makanan khas Jepang, tetapi kini sudah bisa ditemui di banyak tempat. Bahkan, di negara-negara lain selain Jepang, restoran ramen yang enak bisa didapat.
Begitu pun di Thailand, dimana pelanggan bisa menemukan restoran ramen di banyak sudut kota. Masing-masing restoran juga menawarkan keunikannya tersendiri.
Dalam semangkuk ramen biasanya disajikan dengan kuah kaldu kental, mie, dan berbagai topping, Mulai dari daging babi chashu, telur rebus, rebung (menma), jagung, dan rumput laut.
Pelanggan yang memesan ramen dengan topping daging tentu menginginkan ramen tersebut datang dengan topping daging yang sesuai.
Sayangnya, ada beberapa restoran yang gegabah. Mereka mengganti topping daging ke bahan lain yang mungkin kualitasnya lebih buruk. Seperti kecurangan yang diduga dilakukan restoran ramen ini.
Di Thailand, sebuah restoran ramen populer belum lama ini terkena skandal. Drama di restoran itu terungkap usai salah satu anggota dari ‘We are Consumers’ berbagi pengalamannya.
Menurut cerita pelanggan anonim ini, ia makan di restoran ramen ternama itu dan memesan semangkuk Tonkotsu Ramen. Ramen yang terdiri dari mie, kaldu tulang babi, irisan daging babi chashu, dan pelengkap lainnya.
Tonkotsu ramen pesananya seharusnya disajikan seperti ini. Toppingnya menggunakan daging babi chashu. Foto: พวกเราคือผู้บริโภค Facebook Group
|
Namun, pelanggan tersebut kecewa setelah menerima semangkuk Tonkotsu ramen itu. Dalam semangkuk pesanan ramennya, topping daging babi chashu ternyata diganti dengan ham. Parahnya lagi, ham yang disajikan di ramen terasa asam. Ia merasa ham itu seperti sudah busuk, lapor thethaiger.com (13/05).
Temyata saat datang, topping yang disajikan justru daging ham seperti ini. Foto: พวกเราคือผู้บริโภค Facebook Group
|
Merasa ada hal mengganjal, pelanggan ini lalu bertanya kepada pegawai terkait alasan mengapa daging babinya diganti dengan ham. Pegawai menjawab jika pergantian topping itu dilakukan berdasarkan arahan pemilik restoran.
Sepulang dari makan ramen ham, pelanggan itu mengalami diare tiada henti. Pelanggan ini lega tidak membiarkan putrinya memakan ham tersebut, atau situasinya bisa menjadi lebih buruk.
Pelanggan pun berusaha mencari pemilik restoran dari cabang yang bersangkutan. Namun, ia ditolak. Hingga saat ini restoran ramen tersebut diketahui belum bertanggung jawab atas insiden yang terjadi.
Unggahan pengalaman buruk ini dengan cepat viral di media sosial. Banyak anggota kelompok dalam grup itu yang mengkritik restoran karena mengabaikan kepuasan pelanggan.
Tidak sedikit juga menyarankan untuk melapor masalah ini ke Consumer Protection Board (CPB). Laporan bisa dilakukan atas dasar makanan yang disajikan tidak sesuai dengan deskripsi pada menu.
Insiden ini pun menyoroti restoran-restoran yang seharusnya lebih patuh dan memerhatikan standar kualitas makanan yang dijual.
Simak Video “7 Alasan Ilmiah Mengapa Tak Dianjurkan Makan Daging Babi“
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/aqr)