Jakarta –
China tampaknya membangun sebuah kapal induk yang baru dan tidak biasa. Kapal ini menarik perhatian para ahli karena berpotensi menjadi yang pertama di jenisnya. Para ahli memperkirakan kapal tersebut dapat meningkatkan kekuatan maritim China yang berkembang pesat.
Citra satelit dari Planet Labs menunjukkan sebuah kapal dengan atap datar terbuka besar sedang dibangun di Galangan Kapal Internasional Guangzhou di Pulau Longxue, di provinsi selatan Guangdong.
“Kapal induk baru yang potensial ini memiliki bentuk dan ukuran yang agak tidak biasa, jauh lebih kecil dibandingkan kapal induk angkatan laut China sebelumnya,” kata Thomas Shugart, mantan komandan kapal selam Angkatan Laut AS dan sekarang menjadi peneliti di Center for a New American Security, dikutip dari CNN.
“Namun kapal tersebut bahkan lebih kecil daripada kapal serbu amfibi Tipe 075 yang digunakan oleh angkatan laut China. Indikasi ini menunjukkan bahwa China mungkin sedang membangun ‘kapal induk sipil’ pertama di dunia sebagai semacam kapal penelitian oseanografi,” imbuh Shugart.
Keberadaan kapal baru ini pertama kali dilaporkan oleh The War Zone. China telah memproduksi kapal perang yang semakin canggih dengan kecepatan yang luar biasa, seringkali menyamai teknologi kapal induk AS.
Kapal induk Fujian, yang sejauh ini merupakan kapal induk terbesar, termodern, dan terkuat milik China, menuju laut untuk uji coba pertamanya awal tahun ini. Para ahli mengatakan kapal induk ini dapat bergabung dengan armada People’s Liberation Army Navy (PLAN) pada 2026.
Kapal induk seberat 80 ribu ton itu mengerdilkan dua kapal induk aktif milik PLAN, Shandong seberat 66 ribu ton dan Liaoning seberat 60 ribu ton, sehingga menempatkannya di deretan kapal induk super. Hanya Angkatan Laut Amerika Serikat yang mengoperasikan kapal induk yang lebih besar dari Fujian.
Pemandangan lain dari citra satelit yang diambil pada 23 Oktober 2024, menunjukkan kemungkinan kelas baru kapal induk China di galangan kapal di ujung tenggara negara itu. Foto: Planet Labs
|
Kapal Serbu Amfibi
China juga telah membuat kemajuan pesat dalam pembangunan kapal serbu amfibi terbesar di dunia, menurut Center for Strategic and International Studies.
“Dijuluki Tipe 076, kapal ini memiliki dek penerbangan yang membentang sekitar 260 meter kali 52 meter, yang berarti lebih dari 13.500 meter persegi, hampir seluas tiga lapangan sepak bola AS,” kata Center for Strategic and International Studies dalam analisis citra satelitnya.
Dibangun di Shanghai, kapal induk Fujian dan Tipe 076 adalah permata dari ekspansi militer yang telah membuat China mengembangkan angkatan lautnya menjadi yang terbesar di dunia, dengan lebih dari 340 kapal perang atas namanya.
“Namun, pembangunan kapal induk jenis baru di China selatan dapat menandakan pergeseran lain ke arah strategi penggabungan militer-sipil yang dicanangkan China yang menggunakan hal-hal seperti kapal sipil-militer dengan fungsi ganda,” kata Shugart yang merupakan mantan komandan kapal selam.
“Kapal tersebut berpotensi “memberikan tambahan berbiaya rendah bagi kemampuan operasional Angkatan Laut PLA di lingkungan dengan ancaman rendah dan kemampuan logistiknya,” kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di US Pacific Command Joint Intelligence Center.
Mengingat konstruksinya yang ringan, kata Schuster, kapal itu mungkin berfungsi sebagai pengangkut helikopter atau pesawat tak berawak untuk Penjaga Pantai China, yang semakin banyak dikerahkan sebagai pasukan kuasi-militer.
“Memiliki platform penerbangan akan memperluas kemampuan pengawasan (Penjaga Pantai) di perairan jauh di bagian selatan Laut China Selatan dan berpotensi di timur Taiwan,” tambah Schuster.
China meluncurkan latihan militer berskala besar di sekitar Taiwan pada awal Oktober, menerbangkan sejumlah jet tempur dan pesawat tempur lain di sekitar pulau itu. Latihan militer satu hari itu, yang merupakan yang terbaru dalam serangkaian latihan perang yang baru-baru ini dilakukan oleh China terhadap tetangganya, memperlihatkan keterlibatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kapal-kapal penjaga pantai yang beroperasi di wilayah sekitar Taiwan dan pulau-pulau terpencilnya Matsu dan Dongyin, tepat di lepas pantai tenggara China.
“Kapal apung baru ini akan menjadi tambahan yang signifikan bagi operasi penegakan karantina Penjaga Pantai seperti yang mungkin dilakukan dua minggu lalu dan selama dua tahun terakhir,” kata Schuster.
China kini lebih tegas di wilayah asalnya, menggunakan militer untuk menekan klaimnya di Laut China Selatan dan mengintimidasi Taiwan. Tetapi kapal baru itu juga bisa sangat berguna dalam kapasitas kemanusiaan, menyediakan bantuan dan evakuasi yang cepat dan hemat biaya dalam situasi non-pertempuran.
“Kapal ini juga bisa berfungsi sebagai kapal pendukung logistik dan perbaikan dalam operasi amfibi setelah pantai diamankan. Terlalu rapuh untuk memasuki wilayah pantai yang diperebutkan, tetapi mereka mungkin mempertimbangkannya dalam situasi putus asa,” imbuh Schuster.
Latihan Perdana Dua Kapal Induk
Dalam informasi lain tentang berkembangnya kekuatan angkatan laut China, Liaoning dan Shandong menyelesaikan latihan kapal induk ganda pertama mereka pada akhir Oktober.
Foto udara latihan tersebut menunjukkan kedua kapal induk melaju berdampingan, dengan jet tempur di atas kepala dan setidaknya 11 kapal pendukung dari kelompok penyerang kapal induk mengikuti.
Menurut laporan kantor berita Xinhua, latihan tersebut dilaksanakan di Laut China Selatan, dan bertujuan meningkatkan kemampuan tempur terpadu formasi kapal induk dan merupakan bagian dari latihan tempur nyata rutin formasi kapal induk Liaoning di laut lepas.
Schuster, menyebut latihan ini sebagai indikator lain dari meningkatnya kemampuan maritim Angkatan Laut PLA.
“Operasi kapal induk kembar menambah tingkat kompleksitas lain pada operasi armada, dengan latihan yang memungkinkan armada untuk menguji persyaratan logistik dan mengoordinasikan komunikasi antar kapal dalam armada,” ujarnya.
Koran Global Times yang dikelola pemerintah China, mengutip pakar angkatan laut China, Song Zhongping, mengatakan bahwa latihan tersebut memungkinkan kedua kapal induk untuk saling melengkapi kekuatan dan mengonsolidasikan keunggulan mereka.
“Liaoning dan Shandong mungkin memiliki jumlah pesawat yang diangkut berbeda, kapal pengawal berbeda, dan dengan demikian memiliki kemampuan berbeda dalam hal pertahanan udara, peperangan antikapal selam, dan operasi antikapal,” kata Song.
(rns/rns)