Jakarta –
Terletak di tengah-tengah Cyclades, Folegandros adalah sebuah permata tersembunyi yang masih terhindar dari dampak pariwisata massal. Uniknya, di daerah ini transportasi masih menggunakan keledai.
Mengutip Express, Rabu (11/12/2024) berbeda dengan Mykonos dan Santorini, pulau di Yunani yang satu ini lebih sederhana dan autentik, mengingatkan pada suasana 1950-an.
Folegandros masih menggunakan keledai untuk mengangkut barang melalui jalan-jalan sempit. Warga lokal ramah dengan masih saling menyapa mereka yang mendekat.
Dengan desa-desa yang dihiasi bangunan putih, bunga bugenvil yang berwarna-warni, dan jalanan berbatu, Pulau Folegandros memancarkan pesona Yunani tradisional yang tak lekang oleh waktu.
Daerah ini cocok buat traveler yang mendambakan slow living. Di tengah pulau terdapat Chora, sebuah desa yang terletak di puncak bukit memberikan kesan seolah berada di dalam dongeng.
Jalanan yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dipenuhi dengan kedai-kedai yang menyajikan masakan Yunani autentik, butik-butik kecil, dan gereja-gereja tua. Pada malam hari, alun-alun utama menjadi ramai dengan penduduk lokal dan wisatawan yang menikmati hidangan di luar ruangan di bawah cahaya bintang, menciptakan suasana yang hangat dan ramah.
Chora yang terletak di atas tebing menawarkan pemandangan Laut Aegea yang menakjubkan, yang bisa menandingi keindahan Santorini namun tanpa keramaian.
Folegandros juga memiliki beberapa pantai yang paling terpencil dan alami di Yunani. Banyak pantai yang hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki atau perahu, menambah daya tariknya. Pantai Katergo dengan air biru kehijauannya dan tebing-tebing dramatis, adalah tempat yang ideal untuk menikmati ketenangan jauh dari keramaian resor liburan.
Bentang alam pulau yang berbatu juga menjadi surga bagi para penggemar hiking. Jalan setapak yang menantang melewati medan berbatu dan tanaman harum mengarah ke pemandangan luar biasa dan teluk-teluk tersembunyi.
Suasana malam di Main Square Pulau Folegandros, Yunani. (Getty Images/aprott)
|
Bagi para pecinta kuliner makanan lokal Folegandros akan memukau, hidangan khas seperti matsata (pasta buatan tangan yang disajikan dengan kelinci atau ayam) dan souroto (keju kambing pedas) menonjolkan keunggulan tradisi pertanian pulau ini. Makanan di sini seringkali dibuat dari bahan-bahan yang dipanen langsung dari pulau, menjamin kesegaran dan cita rasa yang autentik.
Menikmati hidangan di sini bukan hanya sekadar makan, tetapi juga merupakan pengalaman yang penuh dengan keramahan lokal. Folegandros tetap menjadi tempat yang tersembunyi, sebagian karena pulau tersebut tidak memiliki daya tarik besar seperti pulau-pulau lainnya.
Tanpa bandara internasional dan hanya memiliki koneksi feri terbatas, keterbatasan akses inilah yang menjadi daya tarik tersendiri. Mereka yang berusaha untuk mengunjunginya akan mendapatkan pengalaman seakan melangkah ke dalam kapsul waktu, di mana tradisi dan ketenangan masih menguasai.
Jika wisatawan merasa jenuh dengan keramaian resor dan destinasi wisata yang berkembang pesat, Folegandros bisa menjadi tujuan impian yang sarat akan pengalaman indah, sebuah potongan kecil Yunani di mana waktu terasa berhenti.
Cara terbaik untuk mencapai Folegandros adalah dengan naik feri dari Athena. Feri berangkat dari pelabuhan Piraeus dan Lavrion di Athena dengan frekuensi sekitar dua kali perjalanan per hari, tergantung musim.
(upd/fem)