Jakarta –
Aktor Ferry Salim membagikan kabar bahagia atas pencapaian menyelesaikan pendidikan magister atau S2. Dia membagikan momen tersebut dalam unggahan Instagram pribadinya.
Ferry Salim mengikuti yudisium Magister Hukum pada 7 Ferbruari 2025 di Universitas Kristen Indonesia. Keluarga juga menghadiri momen penting bintang film Buya Hamka itu.
“Satu kehormatan mendapat kesempatan memberikan speech pada acara tersebut. Selamat kepada teman-teman seangkatan dan terimakasih kepada guru besar dan dosen serta pembimbing dan juga teman-teman yang memberikan support sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu,” tulis Ferry Salim dalam unggahan Instagram yang dilihat pada Kamis (13/2/2025).
Aktor berusia 58 tahun itu menceritakan singkat perjalanannya memutuskan untuk kuliah lagi, meskipun usianya tak lagi muda. Banyak hal yang Ferry Salim dapatkan saat menjadi mahasiswa dan berada di antara teman seangkatan yang berusia lebih muda darinya.
“Saya bukan datang dari keluarga akademisi. Tidak pernah terpikirkan kalau suatu hari akan kuliah lagi di usia yang sudah tidak muda. Menjadi mahasiswa di antara anak-anak muda adalah tantangan tersendiri,” ungkapnya.
Ayah tiga anak itu bangga bisa mencapai titik ini. Dia berharap ini menjadi inspirasi termasuk untuk anak-anaknya, menuntut ilmu tidak berpatok pada usia.
“Bagi saya, ini adalah sebuah pencapaian sekaligus mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang juga anak-anak saya bahwa usia tidak membatasi orang untuk belajar,” pesannya.
“Cukup berat membagi waktu antara kuliah dengan padatnya pekerjaan bahkan banyak waktu untuk keluarga yang saya korbankan untuk kegiatan kuliah,” sambung Ferry Salim bercerita.
Pria kelahiran 8 Januari 1967 itu sangat berterima kasih kepada keluarga yang mendukung langkahnya. Setelah yudisium, Ferry Salim mendapat ‘hadiah’ ditraktir makan malam oleh putra sulungnya, Brandon Salim.
Ferry Salim juga berhasil menyandang status Sarjana Hukum pada Januari 2023. Saat itu Ferry Salim berusia 56 tahun.
“Saya ditraktir Brandon Salim makan malam sebagai bentuk kebanggaannya,” tutup Ferry Salim.
(pus/nu2)
