Jakarta –
Favipiravir obat apa? Favipiravir adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi influenza. Obat ini juga berpotensi untuk mengobati infeksi virus lain, seperti flu burung, ebola, demam lassa, dan covid-19.
Dilansir situs DrugBank, favipiravir bekerja dengan menghambat enzim virus RNA polimerase. Enzim ini diperlukan virus untuk memperbanyak dirinya. Dengan begitu, favipiravir mencegah replikasi virus di dalam sel manusia.
Favipiravir mendapat lisensi di Jepang pada 2014 untuk mengobati kasus influenza yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional.
Melihat efektivitasnya dalam menangani beberapa jenis influenza, obat ini diteliti juga untuk mengobati virus lain yang mengancam jiwa, termasuk ebola, lassa, dan covid-19. Di sisi lain, favipiravir berpotensi pula menjadi obat flu burung.
Aturan Pakai Favipiravir
Favipiravir diindikasikan untuk orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun. Belum ada cukup data penggunaan obat ini pada anak di bawah 18 tahun, karena itu sebaiknya dihindari.
Obat ini tidak boleh digunakan oleh wanita hamil dan menyusui. Pengidap gangguan hati dan ginjal berat juga tidak diperkenankan mengkonsumsi favipiravir.
Favipiravir termasuk obat resep. Diperlukan konsultasi dan pemeriksaan dokter terlebih dahulu sebelum meminum obat ini.
Bicarakan pula riwayat kesehatan dan penyakit yang dimiliki kepada dokter sebelum konsumsi favipiravir. Obat-obatan yang rutin diminum juga perlu diberitahukan kepada dokter. Karena konsumsi favipiravir bisa berinteraksi dengan banyak obat lain.
Kalau kamu belum lama disuntik vaksin flu juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum minum favipiravir.
Dosis Favipiravir
Favipiravir berbentuk tablet dan dikonsumsi secara oral. Obat ini diminum sesuai anjuran dokter.
Dokter mungkin meresepkan favipiravir untuk pengobatan influenza selama 5 hari. Dosis 1.600 mg x 2 kali sehari untuk hari pertama. Dilanjutkan dosis 600 mg x 2 kali sehari untuk pengobatan hari ke-2 sampai ke-5.
Efek Samping Favipiravir
Mengutip dari laman Vinmec, konsumsi favipiravir mungkin akan menimbulkan efek, meliputi mual dan muntah, sakit perut, diare, dan penurunan nafsu makan. Obat ini juga bisa meningkatkan enzim hati dan mempengaruhi sel darah.
Favipiravir yang diminum bersamaan dengan obat-obatan yang dapat memicu naiknya asam urat darah, mungkin bisa meningkatkan atau memperparah serangan asam urat akut.
Sebelum konsumsi favipiravir, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli untuk menghindari efek samping atau komplikasi lain yang mungkin muncul.
Simak Video “Sering Dianggap Sama, Ini Lho Bedanya Selesma dan Flu!“
[Gambas:Video 20detik]
(azn/fds)