Jakarta –
Regulator penerbangan sipil Amerika Serikat telah menghentikan semua penerbangan ke Haiti selama satu bulan. Kebijakan itu diambil setelah tiga pesawat dari maskapai-maskapai yang berbasis di Amerika Serikat terkena tembakan.
Mengutip CNN, Kamis (14/11/2024), mereka ditembaki ketika terbang di atas ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Kejadian mengerikan itu berlangsung di kala meningkatnya kekerasan antar geng.
Sebuah pesawat Spirit Airlines terkena tembakan ketika mencoba mendarat di Port-au-Prince pada hari Senin (11/11). Pihak maskapai mengatakan bahwa kengerian itu menyebabkan luka-luka ringan pada salah seorang awak pesawat.
Kemudian, JetBlue mengatakan bahwa pemeriksaan pasca-penerbangan di New York menemukan kerusakan akibat peluru di salah satu pesawatnya yang baru saja kembali dari Haiti.
Sebuah penerbangan American Airlines dari bandara utama Haiti juga terkena tembakan, menurut maskapai tersebut dan sebuah memo dari serikat pilot. Pihak berwenang Haiti telah menangguhkan penerbangan dari dan ke Port-au-Prince selama seminggu.
Pada hari Selasa (12/11), Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan pemberitahuan yang melarang operasi penerbangan sipil AS di Haiti di bawah ketinggian 10.000 kaki, selama 30 hari.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada hari Selasa bahwa penerbangannya juga ditutup.
“Anda tentu sudah tahu bahwa setelah pesawat Spirit Airlines ditembak saat melakukan pendekatan terakhir di bandara di Port-au-Prince, bandara ini telah ditutup hingga 18 November,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah taklimat.
“Sebagai akibatnya, semua penerbangan PBB telah ditangguhkan, yang jelas membatasi aliran bantuan kemanusiaan dan personil kemanusiaan ke negara ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa pergerakan lebih dari selusin truk yang berisi makanan penting dan pasokan medis ke bagian selatan Haiti juga ditunda.
Dewan transisi Haiti menyalahkan gerombolan bersenjata atas penembakan yang menghantam pesawat Spirit dan berjanji untuk menyeret para pelakunya ke pengadilan, dengan menuduh mereka bertujuan untuk mengisolasi negara itu dari panggung internasional.
(msl/fem)