
Jakarta –
Ampo adalah camilan unik khas Tuban berbahan tanah liat yang rasanya gurih. Sampai sekarang, ampo buatan nenek Rasimah masih digemari hingga terjual 5-10 kg setiap harinya.
Rasimah terkenal sebagai penjual camilan ampo legendaris asal Tuban. Ampo sendiri merupakan makanan berbahan tanah liat yang bentuknya roll stick berwarna hitam kecokelatan.
Ampo sudah ada sejak zaman penjajahan dan paceklik. Ampo dibuat warga setempat kala itu untuk dimakan setiap hari dan bisa juga dinikmati sebagai camilan.
Konsumsi ampo juga diyakini mampu mengatasi masalah perut dan gatal. Bahkan ampo juga dikenal sebagai bahan sesaji dalam kegiatan upacara adat maupun ritual.
cemilan amppo khas tuban buatan rasimah Foto: Ainur Rofiq
|
Makanan dari tanah liat ini juga digunakan pelengkap berbagai acara budaya Jawa. Di antaranya sedekah bumi dan selamatan panen sawah.
Keluarga Rasimah (72) asal Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding Tuban ini sejak kecil sudah diajari oleh orang tuanya membuat ampo dan diajak ke pasar untuk menjualnya.
Setiap hari, ia mampu membuat ampo 10 kg. Meski di usia senja, nenek yang dikaruniai 5 anak dengan 12 cucu ini tetap aktif membuat ampo.
Rasimah mengaku camilan ampo paling cocok dinikmati bersama kopi. Jadi bagi yang sedang puasa, biasanya ampo dinikmati saat buka puasa, usai tarawih, hingga sahur.
![]() |
“Rasanya gurih dan baunya khas.Yang masih biasa makan Ampo baunya kayak kendi baru, biasa dimakan sambil minum kopi,” kata Rasimah kepada detikJatim, Kamis (13/3/2025).
Bagi warga sekitar, camilan buatan Rasimah ini dikenal gurih dan sangat khas. Untuk harga, Rasimah mematok Rp 10 ribu per kg.
“Untuk harga dari sini Rp 10 ribu per kg. Dan saat ini kurang lebih bisa buat 5 kg – 10 kg, soale nggih mulai buat, jemur hingga manggang butuh waktu lama,” jelasnya.
Dia mengaku lebaran tahun ini pembeli ampo cenderung sepi, dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Lebaran ini sepi. Tapi kalau Jumat Pahing, biasanya masih ada yang beli. Atau pas kupatan banyak yang beli,” tegasnya.
Selama ini, keluarga Rasimah mengandalkan hidup dari berjualan ampo. Dia mengaku tetap mempertahankan rasa dan meneruskan keahliannya ke anak dan cucu. Harapannya, ampo terus eksis.
“Keluarga ini satu-satunya di Semanding, mungkin juga di Tuban yang masih terus membuat ampo hingga turun temurun. Karena ini yang selama ini menghidupi kita juga. Mbah nggak punya sawah, jadi ya buat ampo sampai saat ini,” pungkas Rasimah.
Artikel ini sudah tayang di detikjatim dengan judul “Cemilan Ampo Khas Tuban Banyak Diminati Saat Ramadan”
(yms/adr)