![](https://i0.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/04/elon-musk_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Konsorsium investor yang dipimpin oleh Elon Musk mengajukan penawaran sebesar USD 97,4 miliar atau sekitar Rp 1.592 triliun untuk membeli OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Namun tawaran ini langsung ditolak oleh CEO dan co-founder OpenAI Sam Altman.
The Wall Street Journal melaporkan Musk dan sejumlah investor mengajukan penawaran kepada dewan direksi OpenAI untuk mengambil alih divisi non-profit perusahaan AI tersebut. Laporan ini dikonfirmasi langsung oleh pengacara Musk, Mark Toberoff.
“Sudah saatnya OpenAI kembali menjadi kekuatan open source, yang fokus kepada keamanan untuk selamanya seperti sebelumnya. Kami akan memastikan hal itu terjadi,” kata Musk dalam pernyataan resmi via Toberoff, seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/2/2025).
Penawaran ini merupakan babak baru dalam perselisihan antara Musk dengan Altman tentang masa depan OpenAI. Tawaran tersebut langsung ditolak oleh Altman, dan ia malah menawar untuk membeli Twitter/X.
“Tidak terima kasih, tapi kami akan membeli Twitter senilai $9,74 miliar jika Anda mau,” kata Altman dalam postingannya di X.
Tawaran USD 97 miliar yang diajukan Musk jauh lebih rendah dibandingkan valuasi OpenAI sebesar USD 157 miliar setelah putaran pendanaan terakhirnya pada Oktober 2024. Upaya Musk mengambil alih OpenAI didukung oleh xAI, serta beberapa pemodal seperti Baron Capital Group dan Valor Management.
Musk dan Altman mendirikan OpenAI pada tahun 2015 sebagai perusahaan nirlaba. Namun hubungan Musk dengan Altman mulai memburuk setelah bos Tesla dan SpaceX itu meninggalkan direksi OpenAI pada tahun 2018.
Altman saat ini sedang berusaha mengubah struktur OpenAI dari perusahaan nirlaba (non-profit) menjadi for-profit. Langkah ini diprotes, sampai digugat oleh Musk karena dianggap meninggalkan misi pendiriannya untuk mengembangkan AI demi kepentingan umat manusia.
Namun OpenAI berargumen bahwa perubahan status perusahaan menjadi for-profit justru diperlukan untuk mengamankan dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan model kecerdasan buatan terbaik.
“Sebagai co-founder OpenAI dan pemimpin di industri teknologi paling inovatif dan sukses dalam sejarah, Musk adalah orang yang paling tepat untuk melindungi dan mengembangkan teknologi OpenAI,” kata Toberoff mewakili kliennya.
Saksikan Live DetikPagi :
(vmp/afr)