Jakarta –
Untuk kedua kalinya China memiliki klaster sains dan teknologi terbesar di dunia. Secara berturut-turut, di tahun ini dan tahun sebelumnya, China dinobatkan sebagai negara dengan klaster sains dan teknologi teratas dunia menurut World Intellectual Property Organization (WIPO) Global Innovation Index (GII) edisi 2024.
Dikutip dari Global Times, angka-angka tersebut mencerminkan inovasi teknologi negara itu di panggung global, meskipun mendapat tekanan keras dari Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan WIPO GII 2024, China memiliki 26 dari 100 klaster inovasi sains dan teknologi teratas dunia, naik dari 24 tahun lalu. AS menyusul dengan 20, Jerman dengan delapan, dan India serta Korea Selatan masing-masing dengan empat.
China dan AS adalah rumah bagi klaster sains dan teknologi terbesar di dunia, dengan pergeseran di antara 100 teratas yang menunjukkan pertumbuhan aktivitas inovatif yang sangat cepat di negara-negara ekonomi berkembang tertentu.
Tokyo dan Yokohama di Jepang memimpin sebagai klaster sains dan teknologi global terbesar, diikuti oleh Shenzhen dan Guangzhou, Provinsi Guangdong di China Selatan, dan Daerah Administratif Khusus Hong Kong berbagi tempat kedua. Disusul oleh Beijing di posisi ketiga, dan Shanghai serta Suzhou, Provinsi Jiangsu di Tiongkok Timur, yang menempati posisi kelima.
Menurut WIPO, daftar klaster sains dan teknologi GII mengidentifikasi konsentrasi lokal aktivitas sains dan teknologi terkemuka di seluruh dunia. Para ahli menyebutkan, laporan itu sekali lagi menyoroti posisi kuat China dalam inovasi teknologi global.
“Laporan tersebut memamerkan pencapaian luar biasa dari ekonomi terbesar kedua dalam mendorong inovasi teknologi dan memajukan pengembangan klaster teknologi,” kata Wang Peng, seorang peneliti asosiasi di Beijing Academy of Social Sciences.
Menurut Peng, klaster inovasi teknologi, sebagai fondasi penting ekosistem inovasi nasional, memainkan peran penting dalam mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing nasional.
“Pengembangan sains dan teknologi China juga menunjukkan bahwa meskipun perusahaan dan produk teknologi China mendapat tekanan dari negara-negara tertentu seperti AS, pencapaian China di bidang inovasi masih luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, China harus terus meningkatkan investasi dalam inovasi teknologi, mengoptimalkan lingkungan inovasi, dan mempromosikan pembentukan dan pengembangan lebih banyak klaster inovasi teknologi.
(rns/afr)