
Jakarta –
Denada mengaku ikhlas usai ditinggal selamanya oleh ibunda tercinta, Emilia Contessa. Tapi ternyata, di tahun pertama Ramadan dan Lebaran tanpa ibunda, Denada mengaku berat.
Ia mengaku ada luka yang belum sembuh, bahkan disebut tidak bisa sembuh lantaran kepergian ibundanya.
“Waktu mama selesai dimakamkan, aku sempat ‘lari’ sebentar ya maksudnya menyendiri gitu memberikan waktu untuk diri sendiri. Aku pikir setelah aku melakukan itu, aku bisa kembali berdamai. Kalau ikhlas aku ikhlas, tapi ternyata memang ibaratnya luka yang nggak akan bisa sembuh sampai kapan pun,” ungkap Denada seraya menyeka air matanya di Rumpi, TransTV, Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2025).
Ibu satu anak itu merasa ada satu kebiasaan saat Ramadan dan Lebaran yang hilang usai ibunya meninggal dunia. Kebiasaan itu adalah meminta doa dari ibundanya.
“Biasanya kalau kita itu di Ramadan kan banyak pintu doa yang terbuka ya, jalur cepat aku itu melalui mama. Aku selalu neror mama,’Sudah doiain aku belum?’ karena aku tahu sebagai hamba, aku masih jauh banget dari kata ideal, jadi aku butuh mama sebagai jalur cepat mendoakan aku,” katanya lagi dengan nada terisak.
Tapi kini, Denada perlahan bangkit dari kesedihan meski tidak bisa sepenuhnya ditutupi kesedihan itu.
“Aku rindu banget sama mama, rindu kemarin pas Ramadan dan Lebaran tanpa mama. Biasanya setelah kita di Singapura, kalau setelah salat Idulfitri, aku selalu video call mama minta maaf dan nangis-nangis, kemarin nggak bisa,” tuturnya lagi.
Emilia Contessa meninggal dunia pada (27/1/2025) pukul 18.00 WIB di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Ibunda Denada itu meninggal dunia setelah mengalami gagal jantung yang memicu edema paru akut. Sebelumnya, ia juga menjalani perawatan untuk diabetes yang telah lama diidapnya.
(wes/pus)