Jakarta –
Di tengah dominasi film horor yang terus membanjiri bioskop Tanah Air, Coto VS Konro siap hadir sebagai angin segar. Menyuguhkan genre komedi, film itu membawa kisah keluarga dengan drama berlatar budaya Bugis, Makassar.
Irham Acho Bahtiar selaku sutradara mengungkap proyek film ini digarap sejak 2018. Namun sempat tertunda lantaran pandemi.
“Kita syuting di 2018, editing-nya sempat terhenti karena pandemi, baru selesai dua tahun lalu, dan akhirnya siap tayang,” ujarnya saat konferensi pers di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, kemarin.
“Aku merasa film ini dibutuhkan di tengah maraknya film-film bertema horor,” lanjutnya.
Berbeda dengan ekspektasi judul filmnya, Coto VS Konro bukanlah film yang fokus membahas makanan. Kisah yang ditawarkan justru lebih dalam, menyentuh konflik keluarga dan bagaimana kompromi berperan besar di sana.
“Film ini tentang dua restoran yang bersaing, tapi intinya tetap keluarga. Makanan di sini cuma jadi saksi bisu,” tutur Ferdy. K selaku penulis skenario.
Film ini sendiri menyoroti hubungan ayah dan anak dalam dua keluarga yang berseteru. Penyebabnya ialah bisnis kuliner masing-masing.
“Mudah-mudahan pesannya sampai ke penonton, bahwa keluarga itu tetap nomor satu. Perbedaan itu wajar, yang penting bagaimana akhirnya. Kalau endingnya baik, maka proses sebelumnya adalah kewajaran,” kata Ferdy. K.
Coto VS Konro nantinya akan dihiasi pemain, seperti Luthfi Sato, Awaluddin Tahir, Aty Kodong, Pieter Ell, dan banyak lainnya. Film garapan DCU Production dan Rumah Semut Film itu dijadwalkan tayang pada 6 Februari mendatang.
(mau/pig)