Brighton –
Performa yang menanjak dalam tiga bulan terakhir mengangkat Chelsea menuju zona Eropa. Meski belum berbuah prestasi, namun kesabaran The Blues kepada Mauricio Pochettino perlahan menunjukkan hasilnya.
Pochettino dihadapkan dengan tugas berat sewaktu datang menangani Chelsea musim ini. Selain ditinggal sederet pemain bintang, ia pun diwarisi skuad gemuk berisi para pemain berbakat, namun sebagian besar baru bergabung.
Hal ini membuatnya butuh waktu untuk bisa membangun skuad yang kompak. Hasil-hasil di lapangan pun juga jauh dari memuaskan. Hanya sembilan kemenangan dari 23 pertandingan Liga Inggris yang diraih Cole Palmer dkk.
Kondisi ini memberikan tekanan besar untuk Pochettino. Isu pemecatan menjadi makanan sehari-hari yang harus ditelan pelatih Argentina itu. Namun seiring pergantian tahun, Chelsea membaik.
Hanya satu kekalahan yang mereka telan dalam 14 laga Premier League sejak Februari. Mereka juga berhasil meraih delapan kemenangan, empat di antaranya didapat secara beruntun pada Mei, terbaru dengan mengalahkan Brighton 2-1 pada Kamis (16/5) dinihari WIB.
Chelsea yang tadinya jauh dari persaingan merebut tiket ke kompetisi Eropa, kini berhasil menduduki peringkat enam hingga pekan ke-37, atau tiket otomatis ke Europa Conference League musim depan.
Hasil seri melawan Bournemouth di pekan terakhir pada 19 Mei nanti sudah cukup untuk mengunci kelolosan. Andaikan Manchester United kalah dari Manchester City di final Piala FA pada 25 Mei, maka Chelsea otomatis akan ‘naik kelas’ ke Liga Europa.
Pochettino puas kerja kerasnya mulai menuai hasil. Ia bertekad mengakhiri musim dengan raihan positif.
“Kami telah meningkatkan hasil dan performa. Kami berbicara tentang kesabaran dan ketika Anda perlu membangun sesuatu, Anda memerlukan waktu, tetapi hal itu seolah menjadi alasan di klub besar. Kami terus bekerja dan bersikap positif dan finis dengan cara yang baik akan berdampak baik bagi klub,” jelas Pochettino, dikutip The Athletic.
(adp/aff)