Jakarta –
Bus listrik menjadi salah satu solusi untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara. Dari segi spesifikasi, mesin bus biasa berbeda dengan mesin bus listrik. Tak hanya itu, ternyata ban bus biasa juga berbeda dengan ban bus listrik. Apa yang bikin beda ya?
Dijelaskan Presiden Direktur PT Hankook Tire Sales Indonesia, Bartek (Byunghak) Choi, bus listrik membutuhkan ban yang dirancang khusus karena memiliki kebutuhan yang berbeda dengan ban pada bus konvensional.
Bus listrik harus pakai ban khusus Foto: Dok. Hankook
|
“Hal ini disebabkan oleh beban tambahan dari baterai besar yang digunakan, serta tuntutan untuk mendukung efisiensi energi dan kenyamanan penumpang,” kata Choi dalam keterangan resminya.
Lebih lanjut dijelaskan, struktur ban bus listrik dirancang untuk mengurangi pergerakan pada struktur lapisan dalamnya, supaya panas yang dihasilkan tetap rendah, sehingga lebih efisien.
Kemudian karkas ban bus listrik juga harus dioptimalkan untuk mengurangi deformasi, yaitu perubahan bentuk ban akibat tekanan atau beban berlebih, sehingga ban lebih stabil di jalanan tidak rata. Selain itu, desain bead yang lebih kuat melindungi dari kerusakan, sehingga membuat ban lebih tahan lama dan ekonomis.
Selanjutnya ban khusus bus listrik umumnya dirancang untuk meredam kebisingan saat kendaraan melaju, juga harus menyajikan performa yang hemat energi. Ban buat bus listrik juga harus mampu menahan bus listrik yang bebannya berat. Di Indonesia sendiri, Gross Vehicle Weight (GVW) bus listrik mencapai 18 ton.
Terakhir, bus listrik harus memiliki ban yang masa usia pakainya lebih lama dibandingkan ban bus konvensional. Setidaknya, masa pakainya harus 20%-40% lebih panjang dari masa pakai ban bus konvensional.
(lua/dry)