
Jakarta –
Layanan chatbot ChatGPT yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI, telah mengalami jumlah lonjakan pengguna aktif mingguan sebesar 33% menjadi 400 juta pengguna sejak bulan Desember.
“Kami merasa sangat beruntung dapat melayani 5% dunia setiap minggunya,” ujar COO OpenAI Brad Lightcap di X tentang statistik pengguna yang baru yang dikutip detikINET dari Engadaget, Minggu (23/2/2025).
Angka ini dua kali lipat dari jumlah pengguna aktif mingguan yang dilaporkan oleh perusahaan pada Agustus 2024, yang merupakan dua kali lipat dari angka yang dibukukan pada November 2023.
Pencapaian terbaru untuk asisten AI ini terjadi setelah OpenAI menghadapi persaingan baru dari saingannya di China, DeepSeek, dan tantangan hukum dari salah satu pendiri OpenAI, Elon Musk, yang baru-baru ini menggugat perusahaan tersebut karena langkahnya untuk beralih menjadi entitas nirlaba.
Berkembangnya model dan chatbot telah menimbulkan keraguan bahwa perusahaan akan dapat membukukan laba atas investasi besar-besaran yang diperlukan untuk melatih model-model tersebut. Musk juga belum lama ini meluncurkan pesaing ChatGPT terbaru dari perusahaan AI-nya, Grok 3.
OpenAI saat ini berada di ambang langkah untuk menyederhanakan penawaran ChatGPT sehingga pengguna tidak perlu memilih model penalaran mana yang akan merespons input, dan akan segera membuat model GPT-4.5 dan GPT-5 yang tersedia di klien chat dan API.
Dengan GPT-5 yang tersedia untuk pengguna gratis OpenAI, ChatGPT tampaknya siap untuk terus memperluas basis penggunanya dalam beberapa bulan mendatang. Dengan capaiannya itu, ChatGPT masih membuktikan diri sebagai chatbot AI populer meskipun pesaing berat bermunculan.
(jsn/jsn)