
Jakarta –
Bagi warga Kalimantan Slatan, tak lengkap menjalani Ramadan jika belum menyantap hidangan berbuka di Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Bubur sop khas Kalsel ini hanya ada setahun sekali.
Ani merupakan generasi ketiga yang melanjutkan tradisi membuat bubur sabilal untuk hidangan berbuka di Masjid Sabilal. Resep turun temurun dari neneknya itu masih ia lestarikan hingga kini.
“Sudah dari awal Masjid Sabilal berdiri. Dari tahun 1981,” ujar Ani kepada detikKalimantan, Rabu (19/3/2025).
Ani bercerita, awal mulanya sang nenek dan temannya ingin membuat hidangan berbuka di Masjid Sabilal. Kemudian tercetuslah ide untuk membuat bubur sebagai hidangan berbuka.
Selain pembuatannya yang sederhana, berbuka dengan bubur dinilai cukup mengenyangkan namun tak membuat perut begah. Karena itulah, akhirnya bubur tersebut mulai populer.
Bubur Sablal dikenal mengenyangkan tetapi tidak bikin begah. Foto: banjar.com
|
Bubur Sabilal, begitu warga Kalsel menyebutnya, merupakan bubur ayam dengan campuran wortel, kentang, hingga potongan tulang sapi. Citarasanya lebih gurih dan berbeda dari bubur lainnya, ditambah aroma khas dari campuran minyak samin.
“Bahkan dulu waktu jaman mama saya pernah dapat penghargaan dari Gubernur,” katanya.
Dalam sehari, biasanya Ani beserta 10 timnya akan memasak bubur sebanyak tiga panci besar. Itu khusus untuk di hari-hari biasa. Di akhir pekan akan lebih banyak. Satu panci itu berisikan tujuh liter beras. Dalam sehari ia bisa memasak sekitar 21 liter hingga 25 liter beras.
“”Untuk di Masjid Sabilal itu biasanya kita sediakan 100 sampai 150 porsi sehari. Untuk akhir pekan beda lagi jumlahnya. Kalau ada pesanan di luar itu biasanya lebih banyak lagi,” sebutnya.
Ani juga menerima pesanan untuk acara-acara buka bersama dan melayani pesanan jumlah kecil dari masyarakat sekitar. Sudah puluhan tahun, resep bubur sabilal itu tak pernah lekang oleh jaman. Ani berharap bubur sabilal yang menjadi ciri khas berbuka di Kalsel itu bisa terus dilestarikan hingga anak cucunya kelak.
Erna, salah satu warga Banjarmasin Selatan mengaku sangat menantikan kehadiran bubur sabilal untuk menjadi hidangan berbuka dan ikut serta berburu bubur sabilal bersama puluhan warga lain.
“Karena emang khas gitu dari rasa maupun aroma. Belum pernah menemukannya di tukang bubur manapun,” pungkas Erna.
(aqr/odi)