
Jakarta –
Gempa berkekuatan M 4,1 mengguncang Bogor, Jawa Barat pada Kamis (11/4) malam. Gempa tersebut disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman. Terdengarnya ledakan misterius tersebut ramai dilaporkan warga di media sosial. Sejumlah rekaman CCTV pun berhasil menangkap suara-suara tersebut bersamaan dengan terjadinya gempa.
Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengonfirmasi hal ini. Ia mengatakan suara gemuruh dan dentuman yang menyertai gempa dangkal di Kota Bogor itu adalah hal yang wajar terjadi.
“Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal,” kata Daryono, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (11/4/2025).
Daryono mengatakan semua gempa yang sangat dangkal pasti disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh. “Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh yang dapat didengar orang jika mereka berada di dekatnya. Suara ini disebabkan oleh getaran frekuensi tinggi dari gempa,” jelasnya.
Foto: dok. BMKG
|
Dipicu Sesar Citarik
BMKG menyebut gempa Bogor yang terjadi pada Kamis (10/4) pukul 22.16.13 WIB merupakan gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip).
Episenter Gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri (Sidarto, 2008). Adapun, pusat gempa berada pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.
“Pembangkit gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG,” imbuhnya.
“Bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi,” sambungnya.
Hingga pukul 06.00 WIB pagi tadi, monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor mencatat telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 4 kali, yakni pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9), pukul 23.14 WIB (Magnitudo 1,7), pukul 01.04 WIB (Magnitudo 1,6), dan pukul 1.38 WIB (Magnitudo 1,7).
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, hingga Depok dengan skala intensitas III MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.
Sementara itu, BPBD Kota Bogor melaporkan sebanyak 14 bangunan rumah mengalami kerusakan akibat gempa M 4,1 yang terjadi semalam. Kerusakan yang dialami meliputi rumah retak hingga plafon ambruk. Hal tersebut berdasarkan data yang disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatullah pada Kamis (10/4/2025). Merujuk data tersebut, rumah yang mengalami kerusakan terdapat di kecamatan Bogor Barat, Bogor Tengah, hingga Bogor Selatan.
(rns/fyk)