
Jakarta –
Selain minuman dingin biasa, saat cuaca panas, beberapa orang ingin menikmati bir dingin. Rupanya, ada alasan di balik kesegaran yang diberikan minuman alkohol dingin ini.
Untuk menghilangkan dahaga saat cuaca panas, beberapa orang tidak sekadar minum es teh, air putih dingin, atau jus segar. Beberapa dari mereka lebih memilih untuk menikmati bir.
Namun, minuman alkohol itu dianggap lebih enak dan menyegarkan jika dikonsumsi dalam keadaan dingin. Dibalik kenikmatan bir dingin yang dirasakan semua orang, rupanya secara ilmu sains, ada alasan dibaliknya.
Melansir foodandwine.com (06/05), sekelompok ilmuwan di China baru-baru ini menerbitkan penelitian yang berupaya menjawab kebingungan tersebut.
Penulis utama dalam studi ini yaitu, Lei Jiang dari Chinese Academy of Sciences bercerita tentang penelitiannya tersebut kepada Phys.org.
Ia mengungkap, dua tahun lalu, penulis pertama Xiaotao Yang dan dia sedang minum bir bersama. Saat itu, Xiaotao yang baru menyelesaikan tesis doktor bertanya kepada Lei Jiang.
Xiaotao bertanya apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Saat itu, Lei Jiang merupakan anggota komite ilmiah di salah satu perusahaan minuman beralkohol terbesar di China.
Lei Jiang pun balik bertanya kepada rekannya tersebut.
Ia bertanya kepada Xiaotao dengan mengungkap, “Mengapa baijiu China memiliki konsentrasi alkohol yang sangat khusus?”
Ternyata banyak alasan dibalik banyak orang memilih untuk minum bir dingin. Foto: Getty Images/iStockphoto/nitrub
|
Atas dasar hal tersebut, mereka pun akhirnya melakukan penelitian.
Dalam penelitian mereka yang diterbitkan dalam jurnal Matter pada tanggal 1 Mei, Lei Jiang, Xiaotao Yang, dan rekan mereka pun meneliti struktur molekul etanol alkohol dalam baijiu, minuman keras khas China yang populer.
Mereka meneliti baiju pada suhu berbeda.
Ketika minuman beralkohol memiliki konsentrasi etanol lebih tinggi, molekul-molekul tersebut seperti berada dalam kelompok rantai dari ujung ke ujung.
Sedangkan, dalam minuman dengan konsentrasi etanol lebih rendah, molekulnya lebih mirip gugus tetrahedral atau bentuk piramida.
Para peneliti ini pun menentukan, jika versi molekul seperti rantai terasa lebih mirip etanol.
Mengenai baijiu, menurut para penggemar di Drinkbaiju.com, mereka lebih merekomendasikan untuk minum baiju yang disajikan dalam suhu ruangan. Baiju dalam suhu ini memiliki gugus etanol berbentuk piramida.
Namun, jika baiju dipanaskan, molekul-molekulnya akan tersusun ulang menjadi formasi yang lebih mirip rantai. Membuat minuman memiliki rasa etanol yang tidak lebih menonjol.
![]() |
Sedangkan untuk bir, menurut penelitian mereka, sekelompok etanol akan berbentuk rantai pada bir bersuhu dingin. Kemudian, membentuk piramida kecil saat dipanaskan.
Sehingga, bir akan kehilangan rasa etanol seiring dengan meningkatnya suhu.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika bir dalam suhu dingin, dengan molekul berbentuk rantai akan terasa lebih enak. Sebab, rasa etanol atau alkoholnya lebih keluar.
“Pada suhu rendah, gugus tetrahedral (berbentuk piramida) jumlah konsentrasinya menjadi lebih rendah, dan inilah alasan mengapa lebih enak minum bir dingin,” ujar JJiang.
Menurut Phys.org, para peneliti optimis tentang potensi penerapan temuan mereka.
Mereka percaya, perusahaan minuman beralkohol dapat memanfaatkan wawasan ini untuk menciptakan minuman yang menawarkan rasa seperti etanol yang optimal, sekaligus mempertahankan konsentrasi etanol lebih rendah.
Hal tersebut berpotensi merevolusi industri minuman, menawarkan rangkaian minuman baru dengan beragam preferensi.
Simak Video “Uni Emirat Arab Bakal Buka Pabrik Alkohol Legal Pertama“
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)