Jakarta –
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi hari ini. Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas sejumlah hal, yakni kerja sama investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan Menlu RI Retno Marsudi seusai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/3/2024). Retno menyampaikan pesan yang disampaikan Jokowi dalam pertemuan, salah satunya kerja sama ekonomi.
“Bapak Presiden menyampaikan pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Bapak Presiden menyoroti di bidang perdagangan, misalnya, volume atau nilai terus meningkat dan kita melihat terus lebih seimbang,” kata Retno kepada wartawan.
“Jadi sudah sangat lebih seimbang dilihat dari perdagangan bilateral dua negara. Bapak Presiden juga mengharapkan terus dilakukannya pembukaan akses pasar produk Indonesia ke RRT, termasuk penyelesaian protokol untuk impor produk pertanian dan perikanan Indonesia,” lanjutnya.
Jokowi, menurut Retno, juga membahas kerja sama investasi di IKN terutama moda transportasi. “Hal lain masih di dalam bidang kerja sama ekonomi, Bapak Presiden mendorong kerja sama pembangunan di IKN termasuk untuk moda transportasi,” ujarnya.
Ada juga pembahasan mengenai kereta cepat terutama untuk rute Jakarta-Surabaya. Menurut Jokowi, perlu ada percepatan studi kelayakan untuk rute Jakarta-Surabaya.
“Selain itu, Bapak Presiden bicara mengenai masalah kereta cepat Jakarta-Bandung dan mendorong adanya alih teknologi, serta perlu percepatan penyelesaian studi kelayakan untuk perpanjangan trase ke Surabaya. Bapak Presiden juga mendorong implementasi proyek strategis di kawasan industri Kaltara khususnya untuk investasi di bidang petrokimia,” ujar Retno.
Kemudian, hal lain yang disampaikan Jokowi adalah terkait ketahanan pangan. Jokowi menilai pentingnya mempelajari sistem pertanian China.
“Hal yang kedua yang disampaikan Bapak Presiden di dalam pertemuan kunjungan kehormatan tadi adalah mengenai masalah ketahanan pangan. Ketahanan pangan sangat penting artinya. Oleh karena itu, kerja sama pertanian dua negara penting untuk ditingkatkan, termasuk atau khususnya untuk padi, hortikultura, dan juga durian, dengan salah satunya adalah mempelajari modeling pertanian RRT,” ujarnya.
(eva/yld)