
Colorado –
Pemotongan anggaran federal oleh pemerintahan Trump berdampak besar pada taman nasional di seluruh Amerika Serikat.
Banyak taman mengurangi jam operasional, menutup pusat pengunjung, membatalkan tur gua, dan menghentikan layanan lainnya, hingga mem-PHK karyawannya.
Hal tersebut semakin memperburuk keadaan yang sudah diperkirakan oleh pendukung taman dan karyawan yang dipecat. Pengumuman resmi pertama terkait pemotongan ini muncul melalui media sosial seperti dari Monumen Nasional Florissant Fossil Beds di Colorado yang mengumumkan pengurangan layanan dan mendapat perhatian lebih dari 10.000 komentar.
“Saya kira musim semi ini akan sangat sulit,” kata mantan penjaga National Parks Conservation Association, Cassidy Jones dilansir dari USA Today, Senin (24/2/2025).
Beberapa taman seperti Taman Nasional Saguaro di Tucson, menutup dua pusat pengunjungnya pada 24 Februari. Sementara itu, Taman Nasional Yosemite menghentikan reservasi untuk 577 tempat berkemah yang sangat diminati musim panas ini.
Taman lainnya seperti Effigy Mounds di Iowa, mengurangi jam operasional pusat pengunjungnya. Pemotongan anggaran juga menyebabkan hilangnya sejumlah penjaga taman yang sebelumnya memimpin tur, seperti di Taman Nasional Carlsbad Caverns, yang membatalkan tur berpemandu.
Selain itu, pemutusan hubungan kerja berdampak pada stasiun masuk di Taman Nasional Grand Canyon, menyebabkan antrean panjang pada akhir pekan. Pemotongan anggaran ini diumumkan pada 14 Februari yang disebut ‘Pembantaian Hari Valentine’ mencakup pengurangan staf di Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pertanian, yang mengelola Dinas Kehutanan AS dan petugas pemadam kebakaran hutan.
Sekitar 1.000 karyawan National Park Service diberhentikan, meskipun taman sudah kekurangan staf. Pemerintahan Trump mengklaim pemotongan ini untuk mengurangi ukuran pemerintah dan memastikan anggaran negara digunakan secara efisien.
“Saya tidak tahu apakah akan melihat toilet yang kotor, sungai yang tercemar atau kebakaran hutan yang mematikan,” kesal Wakil Direktur Kelompok Advokasi di Center for Western Priorities, Aaron Weiss.
Namun, banyak pendukung taman berpendapat bahwa pemotongan itu akan merugikan pengunjung taman dan berpotensi merusak pengalaman mereka. Pemotongan anggaran juga menciptakan ketidakpastian di saat taman sedang mempersiapkan program kunjungan lapangan dan musim ramai pada musim panas.
Pada bulan Juli, taman biasanya mengalami lonjakan pengunjung, dan banyak karyawan musiman diperlukan untuk menangani pengunjung. Namun, dengan pemangkasan anggaran ini, banyak penjaga taman harus dipindahkan dari tugas mereka yang biasa untuk membantu mengatur lalu lintas dan memastikan layanan dasar tetap berjalan.
Sementara itu, industri pariwisata di sekitar taman nasional seperti yang dikelola oleh Ashley Korenblat di Moab, Utah, yang bergantung pada taman Arches dan Canyonlands, juga merasakan dampaknya.
Korenblat mencatat bahwa beberapa wisatawan internasional seperti dari Kanada, membatalkan perjalanan mereka karena kekhawatiran tentang pemotongan anggaran dan kebijakan tarif Presiden Trump yang menyebabkan kerugian pemesanan sebesar 10.000 USD (Rp 163 juta).
“Untungnya belum musim ramai jadi kita punya waktu walaupun sebentar. Namun ada masalah persepsi, jika orang mengira sedang ada masalah, mereka mungkin akan membatalkan perjalanan mereka meskipun masalahnya sebenarnya tidak terlalu parah,” katanya.
Menurut laporan Dinas Taman Nasional tahun 2023, taman di tenggara Utah mendatangkan 2,4 juta pengunjung dan menciptakan lebih dari 5.000 pekerjaan dengan dampak ekonomi yang besar, mencapai lebih dari 486 juta USD (Rp 7 triliun lebih).
Korenblat menyatakan bahwa uang yang telah diinvestasikan untuk mempromosikan taman nasional kini bisa sia-sia, dan mempertanyakan apakah pemangkasan ini dimaksudkan untuk memberikan keringanan pajak bagi orang kaya.
(upd/wsw)