
Jakarta –
Bank raksasa asal Amerika Serikat (AS) Citigroup pernah mengalami insiden kesalahan transaksi yang sangat fatal, yakni mentransfer dana pinjaman kredit sebesar US$ 81 triliun atau Rp 1.335 kuadriliun (kurs Rp 16.483/dolar AS) ke rekening salah satu nasabahnya.
Padahal, jumlah dana yang seharusnya dikirim hanya sebesar US$ 280 atau sekitar Rp 4.615.240. Beruntung kesalahan transaksi ini diketahui satu setengah jam setelahnya, saat perbankan melakukan pembukuan harian, dan segera dilakukan koreksi alias pembatalan pengiriman dana.
Melansir dari CNBC, Sabtu (5/4/2025), kesalahan transaksi yang terjadi pada April 2024 ini dan pertama kali dilaporkan oleh outlet media Financial Times pada Jumat (28/2) kemarin. Dalam hal ini Bank Citi tidak mengonfirmasi atau memberikan komentar tentang kekeliruan transaksi tersebut.
Namun bersamaan dengan itu, sebelumnya Citigroup juga sudah melaporkan kasus salah transfer ini kepada Federal Reserve dan Office of the Comptroller of the Currency sebagai kejadian ‘near miss’ atau ‘kesalahan yang hampir terjadi’.
“Meskipun pembayaran sebesar ini sebenarnya tidak dapat dilakukan, petugas kontrol kami segera mengidentifikasi kesalahan input antara dua akun buku besar Citi, dan kami membatalkan entri tersebut,” kata Citi dalam sebuah pernyataan.
“Kontrol pencegahan kami juga akan menghentikan dana apa pun yang keluar dari bank. Meskipun tidak ada dampak bagi bank atau klien kami, kejadian ini menggarisbawahi upaya berkelanjutan kami untuk terus menghilangkan proses manual dan mengotomatiskan kontrol melalui Transformasi kami.”
Insiden ini menambah daftar panjang kesalahan operasional yang menimpa Citigroup dalam beberapa tahun terakhir. Mengingat sepanjang 2024 kemarin bank ini juga melakukan 10 kesalahan transaksi lainnya senilai US$ 1 miliar atau Rp 16,48 triliun.
Meskipun tidak ada dampak keuangan bagi bank maupun nasabah, Citi mengakui insiden ini menunjukkan pentingnya peningkatan sistem otomatisasi guna mengurangi risiko kesalahan manusia.
(fdl/fdl)