Jakarta –
Menjamurnya event olahraga di berbagai penjuru negeri seolah menjadi barometer antusias masyarakat akan pentingnya menjaga kebugaran tubuh. Seperti halnya lapangan futsal atau mini soccer, lapangan tenis serta badminton juga mudah ditemui di antara belantara bangunan megah dan gang sempit di Jakarta.
Begitu pula dengan olahraga lari. Pada dasarnya, olah raga ini dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Namun, seiring berkembangnya tren olahraga, nampaknya lari tidak akan lagi sesederhana itu. Lari tidak bisa lepas dari teknik dan fesyen. Mengutip dari detikHealth, olahraga juga memerlukan persiapan yang cukup. Apalagi olahraga yang diikuti bersifat kompetitif.
Dalam hal lari, Kapten Komunitas CEO Runners Dicky AFS mengatakan, bahwa para pelari harus mempersiapkan fisik dan mental sejak lama. ia juga mengatakan bahwa Latihan ini perlu dilakukan secara bertahap dan konsisten.
“Jadi persiapannya panjang. Mereka (pemula) bisa mulai latihan dari dasarnya. Seperti setiap hari 30 menit, baik itu jalan kaki, terus ditambah jogging, sampai nantinya full lari 30 menit sehari,” ujar Dicky kepada detikcom, Sabtu (4/5/2024).
Dicky juga menyinggung soal asupan gizi yang perlu disiapkan oleh para pelari. Ia mengatakan, konsumsi makanan bergizi berguna untuk menjaga kebugaran selama berolahraga.
“Kalau saran dari aku, untuk pelari kita harus banyakin karbo dan proteinnya,” katanya.
Soal fesyen dalam olahraga, pembahasannya akan semakin menarik. Berbagai piranti olahraga pun semakin banyak dijumpai di berbagai toko khusus maupun marketplace. Mudahnya mencari berbagai kebutuhan olahraga membuat seseorang tidak dapat menentukan alat yang sesuai dengan kebutuhan.
Mengutip dari detikHealth, kesalahan memilih peralatan olahraga justru bisa menjadi sumber cedera bagi penggunanya. Terbaru, spesialis kedokteran olahraga dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO, menyebutkan bahwa kesalahan menggunakan jenis sepatu olahraga dapat menyebabkan bone stress injury. Ia menjelaskan, kasus ini kebanyakan dialami oleh para pegiat olahraga yang memakai sepatu karbon.
“Kasus bone stress injury ke 3 pelari dalam 4 sd 6 minggu terakhir. Semuanya related sepatu carbon,” dikutip dari detikHealth, Senin (6/5).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah kasus cedera kaki bukan semata-mata disebabkan oleh sepatu yang digunakan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah perilaku pemakainya.
Ia mengatakan, struktur serta bahan yang ringan terkadang membuat seseorang terlalu mamaksakan dirinya. Hal itu diperparah dengan kurangnya kemampuan otot untuk menahan beban tubuh mereka sendiri. Inilah yang acap kali menyebabkan seorang pemula mengalami cedera kaki.
“Nah, jadi sebenernya bukan carbon plate-nya justru mungkin, tapi perilaku pelarinya. Perilaku dan pola latihan pelarinya,” pungkas dr Andi.
Lalu bagaimana cara berolah raga tanpa menyebabkan cedera? Sebahaya apa FOMO dalam olahraga? Ikuti ulasannya bersama Redaktur Pelaksana detikHealth dalam Editorial Review, segmen khas detikSore yang mengulas topik terhangat dalam sehari.
Indonesia Detik Ini akan mengulas tuntas kasus pembunuhan disertai mutilasi seorang perempuan oleh suaminya sendiri. Benarkah ada motif tersembunyi di balik perkara menyeramkan ini? Saksikan diskusinya dalam detik Sore edisi Senin 6 Mei 2024.
Sementara itu, Sunsetalk akan membahas bagaimana strategi menjual rumah. Seperti diketahui, meski hunian sering disebut sebagai investasi, namun pada praktiknya aset ini sulit untuk dicairkan. Adakah strategi khusus untuk menjual rumah?Ke arah mana pemekaran wilayah di Jabodetabek yang mungkin menarik untuk dijadikan lokasi investasi? Temukan jawabannya dalam Sunsetalk.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
“detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”
(vys/vys)