Bandung –
Bahagia itu sederhana. Bagi anak-anak, mereka cukup berenang di kolam air Taman Sejarah di Bandung. Seperti apa keseruannya?
Keramaian anak-anak terpantau di salah satu taman tematik milik pemerintah kota Bandung, yakni Taman Sejarah Wiranatakusumah pada Sabtu (27/4) sore.
Sejumlah anak-anak asyik bermain air di kolam yang ada di taman itu. Ada yang berlari-lari, meloncat-loncat dan ada yang merendam tubuhnya di kolam itu.
Di samping keceriaan anak-anak itu, sejumlah orang tua nampak memantau kegiatan anak-anaknya di pinggir kolam. Ada yang duduk di kursi taman, ada juga yang duduk di batu-batu berbentuk kursi yang ada di taman itu.
Tak hanya itu, ada juga warga yang membuka bekal makanannya dan makan dengan suasana rindang taman ini. ada juga warga yang asyik berswafoto dan bersenda gurau di taman yang dibangun di era Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada 4 Februari 2017 silam.
Meski suasananya sama, ada yang berbeda di taman ini, yakni pengunjungnya tak seramai dulu dan dari empat kolam yang ada di taman ini, hanya tiga kolam yang dapat digunakan. Selain itu, volume airnya tidak penuh, hanya mencapai mata kaki hingga betis kaki anak.
Tak hanya saat ini, kondisi ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Apalagi di kala COVID-19, taman ini sempat ditutup dan tidak boleh dikunjungi warga.
“Suasananya nyaman, cuman anak kurang puas, airnya sedikit,” kata Nani warga Cimahi.
Taman Sejarah Bandung Foto: Fitroh Rara Azzahro
|
Nani menyebut, sebelum pandemi COVID-19 dia juga pernah berkunjung ke Taman Sejarah bersama anak dan cucunya. Meski suasananya nyaman, namun kunjungannya tak seramai dulu.
“Iya betul, pengunjungnya tak seramai dulu, nggak tahu kenapa, mungkin karena pernah ditutup dulu ya, jadi tahunya warga jika taman masih ini ditutup,” tuturnya
Nani mengaku senang, karena melihat cucunya bisa bermain bahagia bersama saudara-saudaranya, bermain di Taman Sejarah.
“Anak-anak tetap senang kok, apalagi airnya penuh dan pengunjungnya banyak,” tambahnya.
Hal serupa juga dikatakan Wawan, warga Buahbatu Bandung itu mengaku, datang ke Taman Sejarah demi menikmati wisata gratis.
“Iya karena gratis, jadi saya datang bareng anak dan istri ke sini, di mana lagi tempat main gratis kalau bukan di sini,” ujar Wawan.
Wawan mengaku, kedatangannya ke Taman Sejarah bukan yang pertama kali, melainkan sering. Bahkan dia juga masih ingat, ketika taman ini baru diresmikan Ridwan Kamil, kunjungannya cukup banyak.
“Ya dulu, pas anak pertama saya masih umur enam tahunan, pernah diajak main ke sini, sampai pengunjungnya mencapai ratusan orang,” ujar Wawan.
“Gimana ya, terlalu banyak nggak nyaman, sedikit juga enggak ramai,” tambahnya.
Meski demikian, Wawan mengaku jika dia dan keluarganya terhibur bermain ke taman ini. “Oke-oke aja sih kalau dari saya, tempat udah nyaman, tinggal ramainya saja yang belum,” pungkasnya.
Selain kolam air, spot favorit yang ada di taman ini yakni kursi-kursi taman dan pelataran taman. Tak jarang pengunjung yang datang ke taman ini hanya sekadar nongkrong dan menikmati sejuknya suasana taman ini.
Taman Sejarah Bandung Foto: Fitroh Rara Azzahro
|
Meski cuaca panas, taman ini tetap sejuk karena dikelilingi banyak pohon-pohon besar. Pohon-pohon itulah menjadi kelebihan di taman ini, karena tidak setiap tempat di pusat Kota Bandung ditumbuhi banyak pepohonan.
Tak hanya duduk di kursi taman, pengunjung juga bisa mengetahui sejarah Kota Bandung dengan melihat dinding yang memiliki relif berwarna cokelat di sebelah Gedung Bapelitbang.
Pengunjung juga bisa berswafoto di diorama kaca yang berisikan gambar mantan-mantan wali kota Bandung sekaligus sejarah yang ditulis dioramanya.
Seperti diketahui, taman ini merupakan sarana edukasi bagai para pengunjung yang berkunjung ke Taman Sejarah Wiranatakusimah.
——–
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)