Jakarta –
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona hijau. IHSG dibuka menguat di hari pertama 2025 ke posisi 7.110.114
Berdasarkan pantauan detikcom pada panel perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (2/1/2025), IHSG dibuka hijau dengan menguat 30,21 poin (0,43%) ke level 7110.114.
Pergerakan IHSG pada pembukaan berada di level 7.079,91 dan dengan level tertinggi 7.113,65. Sedangkan posisi terendahnya ialah di 7092.43.
Volume transaksi tercatat 572,755 juta, turnover Rp 237.017 miliar, dengan frekuensi transaksi 21.446 kali. Sebanyak 203 saham mengalami penguatan, 95 saham melemah, sementara 245 saham stagnan.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, berbagai indikator kinerja pasar modal Indonesia tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. IHSG tahun 2024 pada tanggal 30 Desember ditutup di level 7079,91.
“Walaupun turun 2,6% dari tahun lalu, namun di atas level terendah 6.726,92 pada Juni 19, 2024,” kata Mahendra, di Gedung BEI, Jakarta.
Mahendra mengatakan, rentang besar sebesar 1.200 poin antara tingkat tertinggi dan terendah indeks di tahun 2024 merefleksikan volatilitas yang luar biasa pasar modal global, sebagai dampak perekonomian dunia yang mengalami tantangan berat.
Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12,3 triliun atau tumbuh 6% yang apabila dibandingkan dengan ekonomi nasional mencapai 56% dari PDB. Dari aktivitas penghimpunan dana di pasar modal, telah tercatat 199 penawaran umum dengan total nilai penghimpunan dana Rp 259,24 triliun termasuk 43 emiten baru dengan nilai IPO Rp 16,68 triliun dan PUPS Rp 41,77 triliun.
Mahendra menambahkan, Indeks LQ45 yang berisi saham-saham perusahaan terbesar dan paling liquid serta biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6%. Kontribusi pasar saham terhadap PDB walaupun tumbuh masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140%, Thailand 101% atau Malaysia 97%.
“Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar diperlukan perkuatan ekosistem pasar modal kita,” ujarnya.
(shc/rrd)