Jakarta –
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi datangnya awal musim kemarau periode tahun 2024 di Indonesia. Menurut laporan BMKG, awal musim kemarau akan dimulai pada bulan Mei 2024 untuk sebagian daerah.
Seperti diketahui bahwa untuk saat ini, sebagian besar wilayah di Indonesia sedang berada pada masa peralihan musim (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau. Selanjutnya sebagian besar daerah akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024.
“Prediksi musim kemarau 2024 pada 699 ZOM (Zona Musim) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diprediksi mengalami Awal Musim Kemarau 2024 pada bulan Mei hingga Agustus 2024 yaitu sebanyak 445 ZOM (63,66%),” tulis BMKG dalam keterangan resminya.
Menurut laporan BMKG, sebanyak 95 ZOM memasuki awal musim kemarau pada bulan April 2024. Kemudian sebanyak 133 ZOM akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Mei 2024. Lalu sebanyak 167 ZOM akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni 2024. Sebanyak 48 ZOM baru akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juli 2024. Dan sebanyak 97 ZOM akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Agustus 2024.
Berikut daftar daerah yang akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Mei 2024:
- Di Sumatera sebanyak 11 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian I-III.
- Di Jawa sebanyak 102 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian I-III.
- Di Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 10 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian I-III.
- Di Sulawesi sebanyak 2 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian II-III.
- Di Maluku dan Papua sebanyak 8 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian I-III.
Sebelumnya, BMKG juga telah mengimbau kepada masyarakat untuk waspada akan potensi cuaca ekstrem yang masih mengintai di masa peralihan musim (pancaroba), seperti saat ini. Kondisi tersebut turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah.
Selain itu, BMKG juga menjelaskan terkait fenomena suhu panas di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena posisi semu Matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari.
Menurut BMKG, fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave (gelombang panas), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda, di mana hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun.
“Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail,” pesan yang disampaikan Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani dalam keterangan resmi dirilis BMKG.
Simak juga Video ‘Kepala BMKG Bicara Tantangan Dunia Wujudkan Laut yang Aman’:
[Gambas:Video 20detik]
(wia/imk)