Jakarta –
Aurora atau Cahaya Utara yang terkenal indah mewarnai langit menyimpan kekuatan yang merusak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Aurora yang menakjubkan ini sebenarnya dapat membahayakan.
Aurora dapat dikenali sebagai garis-garis indah berwarna ungu, hijau, dan warna-warna lain yang kadang-kadang menerangi langit. Aurora disebabkan oleh benturan langsung pada medan magnet planet. Ternyata hal ini dapat merusak infrastruktur penting.
Ilmuwan telah menemukan bahwa guncangan antarplanet yang menghantam medan magnet Bumi menyebabkan arus listrik di permukaan tanah yang lebih kuat, sehingga menimbulkan ancaman bagi berbagai saluran listrik seperti jaringan pipa dan kabel bawah laut.
Selama ribuan tahun, aurora telah memikat manusia, menjalin diri mereka menjadi mitos dan pertanda, namun baru di era ketergantungan pada teknologi listrik inilah potensi daya rusaknya terwujud sepenuhnya.
Dalam kejadian langka, Aurora terlihat di seluruh Inggris di tempat-tempat yang biasanya tidak terlihat karena kondisi cahaya, termasuk daerah yang lebih padat penduduknya di Skotlandia.
Diterbitkan dalam Frontiers in Astronomy and Space Sciences, temuan terkini mengungkap bagaimana fenomena yang bertanggung jawab atas terciptanya aurora yang memukau juga merupakan penyebab arus yang berpotensi merusak yang dapat mendatangkan malapetaka pada struktur penghantar listrik seperti jaringan pipa.
Penelitian ini menyoroti pentingnya sudut tempat guncangan antarplanet ini menghantam Bumi. Dengan memahami hal ini, dapat membantu memprediksi peristiwa cuaca luar angkasa yang parah dan melindungi sistem vital.
“Aurora dan arus yang disebabkan oleh geomagnetik disebabkan oleh pendorong cuaca luar angkasa yang serupa,” Dr Denny Oliveira dari Goddard Space Flight Centre NASA di Maryland, dikutip dari Daily Record.
“Aurora adalah peringatan visual yang menunjukkan bahwa arus listrik di luar angkasa dapat menghasilkan arus yang diinduksi secara geomagnetik di tanah,” tambahnya.
Selain itu, ia mencatat bahwa wilayah Aurora dapat meluas secara signifikan selama badai geomagnetik yang dahsyat.
“Biasanya, batas paling selatannya berada di sekitar garis lintang 70 derajat, tetapi selama kejadian ekstrem, batasnya bisa turun hingga 40 derajat atau bahkan lebih jauh, yang pasti terjadi selama badai Mei 2024, badai paling parah dalam dua dekade terakhir,” jelasnya.
Dr Oliveira menjelaskan bahwa aurora disebabkan oleh dua proses: partikel yang dikeluarkan dari matahari mencapai medan magnet Bumi dan menyebabkan badai geomagnetik, atau guncangan antarplanet yang menekan medan magnet Bumi.
Ia juga menyebutkan bahwa guncangan ini menghasilkan arus yang diinduksi secara geomagnetik, yang dapat merusak infrastruktur yang menghantarkan listrik. Ilmuwan tersebut memperingatkan bahwa guncangan antarplanet yang lebih kuat berarti arus dan aurora yang lebih kuat, tetapi guncangan yang lebih sering dan kurang kuat juga dapat menimbulkan kerusakan.
“Bisa dibilang, dampak buruk paling parah pada infrastruktur listrik terjadi pada bulan Maret 1989 setelah badai geomagnetik yang dahsyat,” kenang Dr Oliveira.
“Sistem Hydro-Quebec di Kanada ditutup selama hampir sembilan jam, menyebabkan jutaan orang tidak memiliki listrik. Namun, peristiwa yang lebih lemah dan lebih sering terjadi seperti guncangan antarplanet dapat menimbulkan ancaman terhadap konduktor tanah seiring berjalannya waktu,” jelasnya.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa arus geolistrik yang cukup besar terjadi cukup sering setelah guncangan, dan hal ini perlu mendapat perhatian,” tambahnya.
Ia menyimpulkan dengan mengatakan bahwa guncangan yang menghantam Bumi secara langsung, alih-alih miring, diperkirakan memicu arus geomagnetik yang lebih kuat, karena guncangan tersebut lebih memampatkan medan magnet.
Para peneliti menyelidiki bagaimana arus yang diinduksi secara geomagnetik dipengaruhi oleh guncangan pada berbagai sudut dan waktu dalam sehari. Mereka membandingkan basis data guncangan antarplanet dengan pembacaan arus yang diinduksi secara geomagnetik dari jaringan pipa gas alam di Mantsala, Finlandia, yang biasanya berada di wilayah aurora selama periode aktif.
(rns/afr)