
Jakarta –
Apriyani Rahayu kian mantap menatap turnamen pertamanya sejak terakhir kali tampil Olimpiade Juli 2024. Ia bahkan sudah tak takut cedera lagi.
Apri, sapaan karibnya, sempat mengalami turun naiknya kepercayaan diri karena cedera yang kambuh sepanjang 2024.
Kondisi itu tak hanya membuat pebulutangkis berusia 26 tahun itu tak bisa optimal mengikuti turnamen BWF, hasil-hasil yang dilaluinya bersama Siti Fadia Silva Ramadhanti juga bisa dikatakan tak maksimal.
Puncaknya di Olimpiade Paris. Sempat diharapkan bisa memberi hasil lebih, Apri yang berpasangan dengan Fadia gagal total. Mereka menelan tiga kekalahan di fase penyisihan grup. Torehan yang jauh dari harapan.
Selepas Olimpiade, Apri dan Fadia menjalani recovery menyesuaikan kebutuhan masing-masing. Sampai akhirnya, Fadia dipasangkan dengan Lanny Tria Mayasari. Sedangkan Apri masih berfokus pada pemulihan diri. Saat itu, nasib Apri tampil di turnamen-turnamen BWF juga masih tanda tanya.
Memasuki tahun 2025, atau tepatnya awal Februari, baru lah diketahui bahwa Apri didaftarkan kembali bersama Fadia. Orleans Masters dan All England pada Maret mendatang jadi dua ajang debut keduanya comeback sebagai pasangan.
Apri menyambut turnamen tersebut dengan antusiasme tinggi. Peraih medali emas Olimpiade Tokyo bersama Greysia Polii ini sudah memantapkan diri, bahkan tak takut lagi dengan cedera.
“Alhamdulillah, dengan rasa percaya diri saya, itu sudah terlewatkan. Maksudnya, rasa kejujuran dan sekarang alhamdullilah sudah terlewatkan. Waktu itu, menyangkal sama diri sendiri,” kata Apriyani kepada pewarta saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
“Banyak belajar, sama diri sendiri, banyak ngobrol juga dengan psikolog dan lain-lainnya, alhamdullilah sekarang sudah sangat percaya diri. Mentalnya sudah pejuang lagi, dan dibantu oleh mbak Tintin (asisten pelatih Nitya Krishinda Maheswari) juga yang menjadi kakak di sini untuk mengingatkan Apri dan kasih tahu.”
“Dengan kepercayaan dikasih, maksudnya mba Titin minta, tolong percaya sama saya. Pada akhirnya itu yang saya butuh. Pada akhirnya sudah saling tahu. Saya mau, mba Titin juga percaya sama saya. Jadi enggak setengah-setengah, komunikasinya enak. Pada akhirnya, Apri dapat di situ, jadi alhamdullilah sekarang sudah percaya diri dan tidak takut-takut lagi,” ujarnya.
(mcy/aff)