Olathe, Kansas –
Di Indonesia, seseorang yang melabeli diri sebagai ‘Anak Garmin’ biasanya dari circle komunitas olahraga baik lari maupun bersepeda. Aktivitasnya tentu saja kalau nggak lari ya gowes bersama.
Di Amerika Serikat, identitas ‘Anak Garmin’ agak berbeda. Perusahaan teknologi ini lebih dikenal bukan sebagai pembuat perangkat jam pintar untuk olahraga, tetapi penyedia berbagai perlengkapan elektronik pesawat terbang, mulai dari sistem radar hingga sistem komunikasi
Bahkan yang paling mutakhir, perusahaan yang bermarkas di Olathe Kansas ini juga membesut ‘Autoland’, sistem canggih yang mampu mendaratkan pesawat secara autonomous. Jika pilot mengalami keadaan darurat sehingga tidak bisa mengendalikan pesawat, penumpang lain cukup menekan tombol untuk mengaktifkan sistem pendaratan autonomous yang dengan segera akan membawa pesawat ke airport terdekat.
Direktur senior sales dan marketing aviasi Garmin, Dan Lind, menjelaskan pasar aviasi sangat luas. Namun secara umum, Garmin menyasar bisnis OEM (original equipment manufacturer) dan aftermarket.
Garmin Foto: An Uyung Pramudiarja/detikcom
|
Bisnis OEM artinya menjual perangkat ke pabrik pesawat agar semua pesawat yang diproduksi dilengkapi produk Garmin. Sedangkan bisnis aftermarket memasarkan komponen individual kepada pemilik pesawat yang ingin memodifikasi perangkatnya.
“Bisnis aftermarket bisa seperti ayah saya yang punya pesawat sendiri, yang kalau mau di-upgrade maka dia akan melakukannya dengan barang aftermarket,” jelas Dan kepada media, Jumat (17/5/2024).
Garmin Foto: An Uyung Pramudiarja/detikcom
|
Menurut Dan, bisnis aviasi di Amerika Serikat dilatarbelakangi oleh meningkatnya demand pilot sejak era 2020-an. Sejak saat itu, sekolah penerbangan menjamur di negara tersebut.
Berbagai maskapai juga memiliki program pelatihan, dan banyak di antaranya menggunakan pesawat latih yang dilengkapi perangkat Garmin. Begitu juga dengan penerbangan militer, yang juga menggunakan pesawat latih terlebih dahulu sebelum menggunakan pesawat tempur.
“Jika melihat pasar ini, kami memiliki 100 persen market share. Kami sangat bagus di pasar kepelatihan,” kata Dan.
Tim detikcom menjajal terbang Foto: An Uyung Pramudiarja/detikcom
|
Dalam kunjungan ke markas Garmin di Olathe baru-baru ini, detikcom juga berkesempatan untuk terbang dengan pesawat Cirrus SR22T yang dilengkapi dengan flight deck buatan Garmin. Pesawat berkapasitas 4 orang termasuk pilot ini take off dan landing di New Century AirCenter, tempat Hangar sekaligus pusat uji dan sertifikasi Garmin berada.
Simak Video “Kebolehan Forerunner 165, Smartwatch Garmin yang Dirancang untuk Wanita“
[Gambas:Video 20detik]
(up/afr)