Jakarta –
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengunjungi Kelompok Wanita Nelayan Fatimah Azzahra di Sulawesi Selatan. Kelompok wanita nelayan ini merupakan binaan Pertamina sejak tahun 2014.
Dalam kunjungannya, Bintang bersama rombongan disambut dengan tarian Gandrangbulo dan Padduppa oleh siswa-siswi dari Sanggar Seni Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD). Ia juga berdialog dengan beberapa kelompok masyarakat di antaranya, Kelompok Perempuan Kepala Rumah Tangga (PEKKA), Kelompok Lansia dan Anak-Anak Siswa Sekolah Anak Percaya Diri.
Selanjutnya, Bintang juga mengunjungi SAPD yang merupakan kelanjutan dari pembinaan Pertamina Integrated Terminal Makassar di Kelurahan Pattingalloang.
Bintang pun mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung upaya mewadahi program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD).
“Saya apresiasi peran Pertamina dalam mendukung inisiatif program Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD) di Kelurahan Pattingaloang bersama perempuan tangguh luar biasa, Ibu Eni (Local Hero Program SAPD) yang sudah menjadi inspirasi perempuan-perempuan pesisir yang ada di Makassar dan kita harapkan menjadi inspirasi perempuan-perempuan di seantero Nusantara,” ujar Bintang dalam keterangannya, Kamis (28/3/2024).
Lebih lanjut, Bintang menjelaskan perempuan dan anak memiliki potensi besar untuk mendukung kemajuan bangsa. Bahkan, pemberdayaan perempuan saat ini juga menjadi isu utama yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo.
“Ada 5 isu utama yang Bapak Presiden sampaikan salah satunya yaitu terkait pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan dengan fokus untuk dapat mengembangkan dan mengintervensi kepada perempuan prasejahtera, perempuan kepala keluarga dan perempuan penyintas kekerasan,” jelasnya.
Foto: Dok. Pertamina
|
Bintang menambahkan, pihaknya mengapresiasi dukungan Pertamina dalam melakukan pendampingan kepada anak-anak dan perempuan penyintas kekerasan. Ia berharap program SAPD dapat melahirkan sosok local hero lainnya seperti Eni.
“Trauma yang dirasakan anak-anak ingin dipulihkan traumanya dengan menurunkan psikolog itu merupakan langkah yang bagus. Namun sekarang, kita bisa melangkah lebih jauh ke gerakan pencegahan seperti yang dilakukan oleh SAPD ini. Sehingga kolaborasi dengan Pertamina bisa menjadi inspirasi untuk kita bisa memberikan pendampingan yang terbaik kepada perempuan dan anak yang ada di Kota Makassar. Semoga kita bisa menghadirkan juga sosok Ibu Eni lainnya diluar Kota Makassar, yang dapat menginspirasi perempuan-perempuan lainnya sehingga perempuan akan berjaya, serta kekerasan dan perkawinan anak bisa kita minimalisir,” paparnya.
Sementara Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan keberhasilan program SAPD tak luput dari peran serta Nuraeni. Pasalnya, wanita yang akrab disapa Eni ini rela mengorbankan waktunya untuk memberikan penyuluhan dan berbagi semangat ke kelompok-kelompok perempuan, lansia dan anak disana.
“Dukungan yang kita berikan melalui metode pembentukan kurikulum sekolah dan pengajar dari psikolog untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri anak-anak disana serta program minat bakat yang alhamdulillah bisa menyalurkan potensi anak-anak disini ke arah kegiatan positif membuat kami turut bahagia, apa yang kami berikan tidak ada apa-apanya tanpa peran dan sosok dari Bu Nuraeni selama ini,” ungkapnya.
Fahrougi menjelaskan program SAPD telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan perilaku anak-anak. Program ini juga memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi, bahkan telah menjadi program mandiri.
Ia menambahkan, multiplier effect dari program SAPD pun dapat memberdayakan kelompok perempuan, termasuk para ibu orang tua siswa yang sudah mulai merintis usahanya. Menurutnya, hal ini sejalan dengan fokus Presiden untuk dapat memberdayakan perempuan di bidang kewirausahaan.
“Kami sangat senang bahwa program SAPD ini dapat diterima oleh masyarakat dan menjadi salah satu program pelopor dalam mengatasi aspek bencana sosial terhadap anak khususnya di Kota Makassar,” kata Fahrougi.
Fahrougi pun berterima kasih atas apresiasi dan dukungan dari Menteri PPPA RI dan Dinas PPPA Provinsi Sulsel maupun Kota Makassar. Ia berharap program SAPD dapat diterapkan di wilayah lainnya.
“Harapannya kedepan akan ada lebih banyak program kolaborasi pengentasan permasalahan sosial yang akan dilaksanakan, bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan multi stakeholder lainnya, sehingga program SAPD ini diharapkan ke depan dapat menjadi contoh untuk dapat diterapkan di berbagai lokasi yang kiranya punya potret sosial yang sama,” lanjut Fahrougi.
Di sisi lain, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Pertamina juga berfokus untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Hal ini termasuk program SAPD yang dilaksanakan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi.
Fadjar mengatakan program tersebut menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDG’s) yaitu mendukung poin (4) pendidikan yang berkualitas, (5) kesetaraan gender serta, (11) kota dan permukiman yang berkelanjutan.
“Dengan program yang fokus untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Pertamina berharap dapat membantu Pemerintah dalam pengentasan permasalahan sosial, serta membangun kemandirian perempuan dan pendidikan anak,” pungkas Fadjar.
Sebagai informasi, turut hadir pada kunjungan ini antara lain, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Selatan, Meysi Papayungan, Pj. Sekretaris Daerah Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar, Achi Soleman.
Simak Video “Beda Jauh! Begini Warna Pertamax Palsu di Kasus BBM Oplosan“
[Gambas:Video 20detik]
(anl/ega)