Jakarta –
Tidak semua kopi memiliki aroma dan rasa yang sama. Masing-masing biji kopi punya aroma, rasa, hingga aftertaste yang khas. Inilah mengapa tak sedikit penikmatnya lebih menyukai biji kopi satu dibandingkan lainnya.
Sebagian orang mungkin menginginkan kopi dengan karakteristik yang kuat, baik dari rasa maupun aroma. Menikmati kopi bukan hanya menyesap lantas menelannya begitu saja. Ada kenikmatan tersendiri dari merasai aroma, rasa, serta aftertaste kopi teguk demi teguknya.
Lantas, apa yang membuat karakter aroma dan rasa kopi kuat antara satu dengan yang lain?
Faktor yang Membuat Aroma dan Rasa Kopi jadi Kuat
Dilansir Clive Coffee, inilah sederet faktor yang mempengaruhi aroma, rasa, dan aftertaste kopi:
1. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan tempat tanaman kopi tumbuh adalah mempengaruhi aroma serta rasa kopi. Keadaan lingkungan di sini meliputi iklim dan komposisi tanah pohon kopi ditanam.
Umumnya, tanaman kopi akan tumbuh optimal di tanah yang berpori, memiliki drainase yang baik, lahan miring, dan terlindungi dari sinar matahari langsung. Terik matahari dapat menghambat perkembangan buah kopi.
Iklim yang bagus untuk pohon kopi yaitu lembap dengan pola hujan serta cuaca yang konsisten dan temperatur suhu berkisar 15-27 derajat celcius. Cuaca terlalu panas membuat pertumbuhan tanaman kopi terhambat. Bila terlalu dingin menyebabkan bunga, buah, dan pohonnya membeku dan hancur.
Tinggi rendahnya lokasi pohon juga berperan dalam mengembangkan tingkat keasaman dan rasa kompleks pada secangkir kopi. Kopi yang tumbuh di dataran rendah (di bawah 900 mdpl) dengan iklim hangat punya tingkat keasaman lebih sedikit daripada yang ditanam di dataran tinggi (di atas 1.000 mdpl) dengan suhu lebih dingin.
2. Proses Pengolahan
Proses pengolahan dilakukan pasca buah kopi dipanen. Ada beberapa metode untuk mengolah buah kopi menjadi biji kopi kering, antara lain proses washed, natural, dan honey. Masing-masing metode akan mempengaruhi aroma, rasa, serta aftertaste kopi.
Untuk proses washed atau pencucian, biji kopi akan dikupas dari kulit terluar dan daging buahnya. Biji kopi kemudian akan direndam dan difermentasi dalam air sekitar 12 jam. Air bantu menghilangkan lapisan lendir yang menempel di biji kopi.
Biji kopi lalu dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering khusus untuk menghilangkan kadar airnya. Proses pengeringan dapat memakan waktu 6-10 hari. Dengan metode ini, tingkat keasaman biji kopi meningkat dan menghasilkan kopi dengan sedikit cita rasa buah (fuity) dan aroma manis.
Selama proses ini, buah kopi langsung dikeringkan. Sehingga tidak mengupas biji kopi terlebih dahulu dari daging buah dan kulitnya. Pengeringan dengan metode ini membutuhkan waktu lebih lama, sekitar lebih dua minggu.
Setelah kering, kopi akan layu dan berwarna kecokelatan. Dengan metode ini biasanya menghasilkan kopi dengan fruity yang sangat kuat dan tingkat keasamannya cenderung sedikit.
Pada proses ini, biji kopi dikupas dari kulit buahnya dan dijemur hingga kering. Karena sebagian atau semua bagian daging buah tidak dibuang dan tetap menempel pada biji kopi, maka akan terjadi proses karamelisasi dengan lapisan lendir yang mengkristal sehingga menyerupai madu.
Kopi yang dihasilkan akan memiliki cita rasa lebih manis dibandingkan metode pengolahan lain. Selain ketiga cara itu, proses pengolahan biji kopi kering semakin berkembang sehingga muncullah metode semi-washed, anaerobik, dan laktat.
3. Proses Pemanggangan
Proses pemanggangan juga berdampak pada aroma dan rasa kopi. Ada tiga jenis pemanggangan yang umum yaitu light roast, medium roast, dan dark roast. Light roast menyuguhkan rasa dan aroma biji kopi utuh yang apa adanya. Rasa yang kompleks dan tingkat keasamannya lebih terasa.
Biji kopi medium roast punya cita rasa unik dan seimbang. Rasa alami kopi yang masih dipertahankan berpadu dengan karakteristik sangrainya. Kopi yang dihasilkan akan memiliki keasaman yang lembut dan rasa fruity.
Sementara dark roast disangrai hingga berwarna cokelat tua dan akan muncul minyak akibat proses pemanggangannya itu. Kopi dengan metode ini punya keasaman lebih rendah, rasa pahit pekat, dan aromanya kuat.
4. Proses Penyeduhan
Terakhir, proses penyeduhan juga mempengaruhi rasa dan aroma biji kopi. Penyeduhan yang tidak benar akan mempengaruhi kopi secara keseluruhan. Ada banyak teknik penyeduhan kopi antara lain french press, aeropress, pour over (drip), cold brew, chemex, syphon, dan tubruk.
Nah, itu tadi sederet faktor yang memengaruhi kuat tidaknya aroma dan rasa kopi. Informasi ini bisa detikers terapkan supaya bisa menikmati kopi dengan lebiih baik.
(row/row)