Jakarta –
Tak hanya dijadikan situs bersejarah hingga dilestarikan, banyak bangunan era kolonial yang disulap menjadi restoran dan tempat makan modern.
Di tengah modernnya kota Jakarta, masih banyak restoran mewah hingga kafe klasik yang masih berdiri di dalam bangunan bersejarah, bekas peninggalan Belanda.
Meski usia bangunan ini sudah mencapai ratusan puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Tapi dengan sentuhan nuansa klasik, bangunan-bangunan ini menambah kesan elegan dan mewah yang memukau setiap pengunjung yang makan di sana.
Bahkan kebanyakan restoran-restoran yang berdiri di gedung bersejarah ini mengusung konsep fine dining, hingga restoran kelas atas yang harga makanannya cukup fantastis.
Mulai dari Cafe Batavia yang ikonik dengan pemandangan Museum Fatahilah, sampai Tugu Kunstring Palaeis yang mengusung konsep galeri seni dan restoran fine dining gaya kolonial.
Berikut lima restoran dan kafe di Jakarta yang berdiri di dalam gedung bersejarah era kolonial.
1. Bunga Rampai
Restoran Bunga Rampai Foto: Daniel Ngantung/Wolipop
|
Terletak di kawasan perumahan elite di Menteng, Jakarta Pusat. Restoran Bunga Rampai tidak pernah sepi dari pengunjung, nuansa homey dari bangunan klasik tempo dulu ternyata sudah ada sejak awal tahun 1900-an.
Dulunya gedung ini dijadikan tempat para pejabat negara untuk mengadakan pertemuan. Puluhan tahun berselang, di tangan Agam Riadi, bangunan ini direnovasi menjadi restoran di tahun 2007 tanpa mengubah bentuk atau bangunan aslinya. Interior kolonial tempo dulu berpadu dengan aksen mewah, dengan sentuhan budaha China peranakan.
Menu makanannya juga tidak perlu diragukan lagi rasanya. Semuanya menyajikan menu khas Indonesia, seperti tumis pare telor asin, sayur lodeh gedongan, ayam tangkap khas Aceh, udang kenari hingga sate maranggi. Kisaran harga makanannya sekitar Rp 200.000 per porsi, yang bisa disantap untuk 3-4 orang.
2. Plataran Menteng
Plataran Menteng Jakarta Foto: Plataran Menteng Jakarta
|
Plataran Menteng tampil beda di tahun 2017 ketika mereka menempati bangunan bersejarah bekas asrama untuk para mahasiswa di Universitas Indonesia. Bangunan megah dan kokoh ini, kemudian dibeli oleh Dokter Lukito Husodo, sebelum dijual lagi ke pihak lain.
Bahkan pihak Plataran sengaja tidak mengubah apapun dari bentuk asli bangunan ini, termasuk pohon mangga berusia 86 tahun lebih. Ruangan interior restorannya juga tetap klasik tapi nyaman.
Menu yang disajikan hampir mirip dengan restoran lainnya, yaitu menu khas Indonesia dengan gaya fine dining. Seperti lumpiang gang Lombok, salad terong cincang ayam, pindang serani, nasi goreng rengginang, rendang ayam batu sangkar, hingga tumis ciciwis Cianjur. Kisaran harganya dari Rp 100.000 per menu.
3. Bakoel Koffie
Bakoel Koffie, warung kopi legendaris di Kawasan Cikini Foto: detik
|
Jadi salah satu tempat ngopi paling tua di Indonesia, Bakoel Koffie terletak di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Selama lebih dari 153 tahun Bakoel Koffie berhasil mempertahankan kualitas kopi, hingga bangunan bersejarah yang mereka tempati hingga sekarang.
Dulu namanya bukan Bakoel Koffie, melainkan Tek Sun Ho yang pertama kali didirikan pada tahun 1878. Tek Sun Ho terkenal sebagai produsen biji kopi premimum, yang berkembang menjadi brand ternama hingga namanya berubah menjadi Bakoel Koffie.
Di sini pengunjung bisa menikmati kopi enak, dengan desain interior minimalis klasik rancangan arsitek ternama, Andra Matin. Di sini menu andalannya ada Bakoel Klasik, terdiri dari pilihan Kopi Kampong yang eksis dari tahun 1969. Kemudian ada kopi tubruk, oreo kofie shake.
Lengkap dengan aneka jajanan pasar seperti tahu slawi, kue nyonya, singkong M’ledug, lumpia sampai menu makan siang kenyang seperti nasi goreng kluwek, mie goreng Djawa hingga lontong cap gomeh dengan kisaran harga sekitar Rp 60.000 per menunya.
Simak Video “Bikin Kalap! Tempat Makan Murah di Gading Serpong yang Punya Aneka Sayur Enak“
[Gambas:Video 20detik]