
Jakarta –
Salah satu dampak dari badai Matahari atau badai geomagnetic adalah kemunculan aurora di belahan Bumi utara dan selatan. Sebagai dampak peningkatan aktivitas badai Matahari kali ini, kemunculan Aurora Borealis dan Australis lebih meluas sehingga bisa dilihat di lebih banyak negara.
Aurora muncul ketika partikel bermuatan bertabrakan dengan gas di atmosfer Bumi di sekitar kutub magnet. Dengan demikian, orang-orang yang tinggal di belahan Bumi dekat kutub bisa melihatnya.
Di belahan Bumi utara, Aurora Borealis atau yang juga disebut Northern Lights (Cahaya Utara) terlihat sampai di New York, Amerika Serikat, dan Inggris.
Di belahan Bumi selatan, tahun ini fenomena Aurora Australis atau Southern Lights (Cahaya Selatan) agak lain karena biasanya terlihat di wilayah yang berdekatan dengan Antartika, namun kini bisa disaksikan di lebih banyak wilayah Australia. Fenomena tersebut muncul setelah meningkatnya aktivitas Matahari selama akhir pekan lalu hingga pekan ini.
Bureau of Meteorology (BOM) Australia menyebutkan, setelah penampakan Aurora Australis yang epik akhir pekan ini, masih ada badai geomagnetik yang mungkin menghasilkan Cahaya Selatan yang terlihat di beberapa bagian Australia.
“Namun peluang untuk melihat aurora sekarang jauh lebih kecil, karena tingkat aktivitas badai menurun,” kata BOM seperti dikutip dari ABC Australia
Profesor bidang astronomi dari Monas University, Michael Brown mengatakan Cahaya Selatan mungkin muncul lagi dalam beberapa hari mendatang.
“Tetapi saya akan terkejut jika mereka (aurora) menyamai intensitas di hari Sabtu (11/5). Betapa terangnya aurora dan waktu kedatangannya cukup sulit untuk diketahui,” katanya.
BOM memperkirakan akan terjadi aktivitas geomagnetik global pada tingkat yang lebih rendah hingga pukul 18.00 AEST pada Selasa (14/5/2024).
Juru bicara BOM mengatakan pada tahap ini, kita berada di akhir badai geomagnetik global yang luar biasa. “Meskipun masih ada kemungkinan terjadinya aktivitas aurora di Tasmania dan garis pantai selatan Victoria malam ini, kami tidak memperkirakan akan terjadi aktivitas aurora seintens akhir pekan lalu,” kata juru bicara tersebut.
Memprediksi Aurora
Badai geomagnetik yang terjadi pada Sabtu (11/5) malam dikategorikan sebagai G5, yaitu badai Matahari dengan tingkat terkuat.
Terakhir kali Bumi mengalami badai geomagnetik tingkat G5 adalah pada tahun 2003. Komentator ABC Science Karl Kruszelnicki mengatakan, aurora dapat diprediksi dengan melihat gempa di Matahari, sebuah bidang studi yang dikenal sebagai helioseismologi.
“Matahari berotasi setiap 27 hari atau 30 hari sekali, tergantung apakah Anda bergerak di garis khatulistiwa atau kutub (utara dan selatan),” katanya.
“Apa yang terjadi adalah Matahari berputar dan ada titik panas di permukaannya lalu berputar dan melemparkan sesuatu ke dalamnya. Kita bisa mendapatkan peringatan mengenai hal itu dengan melihat getaran di permukaan,” jelasnya.
Dengan menganalisis gelombang getaran di Matahari, tambahnya, para ilmuwan dapat mengetahui di sana apakah ada sesuatu di sisi lain yang kecil kemungkinannya terlempar ke Bumi saat Matahari berputar.
Cara lain untuk memprediksi aurora, kata Dr Karl, adalah mengamati siklus Matahari 11 tahun, yang saat ini sedang menuju puncaknya.
“Jadi kalau beruntung, kita akan mendapat aurora lebih banyak. Tetapi di sisi lain, kita tentu tidak ingin benda-benda elektronik rusak,” ujarnya.
Ya, badai Matahari memang menyenangkan jika melihat dampaknya terhadap langit di belahan Bumi utara dan Selatan yang menjadi berwarna-warni karena aurora.
Namun dampaknya terhadap kehidupan modern yang serba elektronik tentu mengerikan. Badai geomagnetik paling hebat dalam sejarah, terjadi pada tahun 1859, memicu terjadinya aurora di Amerika Tengah.
Badai ini sampai mematikan listrik hingga satelit yang mengganggu layanan navigasi dan komunikasi di Bumi. Badai geomagnetik ekstrem pada tahun 2003, misalnya, mematikan aliran listrik di Swedia dan merusak trafo listrik di Afrika Selatan. Bahkan ketika badai sudah reda, sinyal antara satelit GPS dan penerima di darat bisa kacau atau hilang.
Simak Video “Ada Badai Kuat di Balik Visual Spektakuler Aurora Pekan Ini“
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)